Liputan6.com, Jakarta - Indonesia secara resmi masuk kembali sebagai anggota negara pengekspor minyak (O‎rganization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC). PT Pertamina (Persero), sebagai BUMN yang bergerak di sektor minyak dan gas (migas) menyambut baik pengaktifan kembali keanggotaan ini.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, dengan menjadi anggota pengekspor minyak dunia, Indonesia bisa mendekatkan diri pada negara produsen minyak. Hal tersebut menguntungkan Pertamina sebagai perusahaan yang mengelola sektor minyak di Indonesia.
"Jadi di OPEC yang ditargetkan adalah laksanakan pendekatan pada negara-negara yang punya produksi," kata Dwi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Menurut Dwi, keuntungan Pertamina terkait kemudahan menjalin kerjasama secara bisnis, sehingga upayanya lebih efisien.
"Sehingga diharapkan bisa dapat deal langsung business to business. Lebih efisien. Kalau OPEC, kan siapa saja yang punya kepentingan," jelas dia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan secara resmi Indonesia telah kembali aktif menjadi anggota OPEC . Indonesia sempat aktif menjadi anggota OPEC kemudian tidak aktif di 2008.
Baca Juga
Baca Juga
‎"Mengenai OPEC, kita sudah resmi dikukuhkan kembali sebagai anggota yang kembali aktif, jadi tidak ada pengangkatan anggota, yang terjadi adalah yang semula suspend, sekarang Indonesia aktif kembali‎," tutur Sudirman.
Menurut dia, kembali aktifnya Indonesia ke dalam OPEC akan membawa beberapa keuntungan, mengingat hubungan dengan negara-negara pengekspor minyak akan lebih dekat.
Saat ini, Indonesia tengah melakukan seleksi terhadap beberapa orang untuk menjadi perwakilan negara di dalam susunan organisasi tersebut.
‎"Karena kan ini kesempatan baik untuk terus berinteraksi, bergaul dengan mereka, menjalin jaringan dengan mereka, karena suasana harga minyak kan sedang begini, jadi bagus untuk mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya bagi Indonesia," papar Sudirman.
Mengenai perwakilan Indonesia di OPEC, Sudirman mengaku mereka harus melalui beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu seseorang yang benar-benar cakap, yaitu seseorang yang benar-benar mampu dan memiliki integritas tinggi, dan bisa mewakili suara pemerintah Indonesia.
‎"Di samping itu jangan lupa kita punya posisi unik, karena di samping kita bergabung dengan OPEC, kita juga bergabung dengan IEA, dan juga mungkin akan bergabung dengan International Energy Forum yang berpusat di Saudi Arabia, di Riyadh," tutup Sudirman.(Pew/Nrm)
Advertisement