Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi orang terkaya Indonesia yang sukses karena bisnis rokok. Adalah Susilo Wonowidjojo, berhasil meraup pundi kekayaan dari produk rokok Gudang Garam. Pabrik rokok milik pria yang lahir dengan nama Cai Doping ini terletak di Jawa Timur.
Dikutip dari berbagai sumber, Susilo Wonowidjojo kini berumur 59 tahun. Kekayaan orang kelahiran Jawa Timur ini naik turun, tergantung dari harga cengkeh untuk bahan baku rokok, atau pergerakan sahamnya.
Di 2013, Susilo berada di peringkat 4 orang terkaya Indonesia dengan kekayaan US$ 5,3 miliar. Di tahun ini, Susilo berada di peringkat kedua dengan total kekayaan US$ 5,5 miliar atau setara Rp 75,7 triliun (Kurs: Rp 13.781/dolar). Itu berarti kekayaannya naik sekitar US$ 200 juta dalam kurun waktu dua tahun.
Advertisement
Jika ditelusuri sejak 2009, Susilo menempati posisi ke-3 orang terkaya Indonesia. Di 2010 kekayaannya melonjak tajam menjadi US$ 8 miliar, dan menjadi orang terkaya kedua di Indonesia. Setahun setelahnya atau di 2011, kekayaannya kembali melonjak menjadi US$ 10,5 miliar, namun masih di bawah keluarga Hartono yang menjadi orang paling tajir di tanah air.
Pada 2012, kekayaan ayah 4 orang anak ini kembali anjlok menjadi US$ 7,4 miliar, posisinya sebagai orang terkaya di Indonesia pun bergeser menjadi ketiga. Kekayaannya terus turun seiring dengan harga cengkeh yang terus mahal. Di 2013, Susilo menjadi orang terkaya keempat dengan kekayaan US$ 5,3 miliar.
Namun di 2014, dia kembali pulih ke posisi kedua dengan total kekayaan US$ 8 miliar. Sayangnya, kekayaan Susilo kembali anjlok menjadi US$ 5,5 miliar pada tahun ini. Namun posisi dia tidak berubah, tetap di posisi dua menurut Forbes.
Peninggalan Orang Tua
Sama dengan Duo Hartono, Susilo juga tidak mendirikan perusahaan rokok ini sendiri. Adalah sang Ayah yang merintis perusahaan dengan merek produk Gudang Garam tersebut. Ayah Susilo yang bernama Surya Wonowidjojo atau Tjoa Ing Hwie mendirikan Gudang Garam pada 1958.
Perusahaan ini termasuk produsen rokok kelima tertua dan terbesar. Pabrik yang terletak di kediri ini memiliki komplek tembakau seluas 514 are.
Awal mulanya, Tjoa Ing Hwi alias Surya mendapatkan tawaran kerja di salah satu pabrik rokok terkenal pada jaman itu. Akhirnya Surya memutuskan untuk keluar dan membangun perusahaan rokok sendiri dengan nama Rokok Tjap Gudang Garam.
Susilo lahir sebagai anak ketiga dan menjadi Presiden Direktur Gudang Garam pada tahun 2000. Kala itu, dia menggantikan sang Kakak, Rahman Halim, anak pertama di keluarganya karena sakit dan meninggal di Singapura.
Anak-anak Susilo sendiri membantu sang Ayah untuk menjalankan perusahaan hingga sangat besar sekarang ini. Di 2014, sebuah artikel mengenai biografi Susilo menulis, Gudang Garam kini mempekerjakan 28 ribu orang karyawan.
Advertisement
Beragam Produk
Sebagai perusahaan rokok kelima terbesar dan tertua di Indonesia, Gudang Garam memiliki keanekaragaman produk yang luas. Susilo Wonowidjojo memastikan bahwa ada berbagai produk untuk konsumen, yakni rokok putih, mild cigarettes, kretek, dan klobot (rokok yang dibuat dari daun jagung).
Setiap merek memiliki target pasar yang berbeda; dari International dan Surya Professional dengan citra modern, rokok mesin Gudang Garam yang dipasarkan sebagai rokok “pria tangguh”, mild dalam berbagai varian, hingga rokok tradisional seperti Klobot Manis dan Klobot Tawar.
Susilo juga mengaplikasikan kampanye pemasaran yang cukup agresif untuk setiap merek Gudang Garam, ada yang menggunakan televisi, media cetak, billboards and signs, dan banyak lainnya. Gudang Garam pun kerap menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi untuk memperoleh perhatian dari lebih banyak konsumen. (Zul/Nrm)
** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6