Sukses

Mengintip Salah Satu Tambang Berlian Terbesar di Dunia

Dikenal dengan nama “The Prince of Mines” tambang ini menduduki peringkat kedelapan sebagai tambang berlian terbesar di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Tambang berlian Jwaneng di Botswana, Afrika, menduduki peringkat kedelapan sebagai tambang berlian terbesar di dunia. Tambang ini dimiliki oleh perusahaan yang memiliki spesialisasi di penambangan berlian yaitu De Beers. Dalam eksplorasinya, perusahaan tersebut bermitra dengan Pemerintah Botswana.

Dikenal dengan nama “The Prince of Mines”, Jwaneng mampu memproduksi berlian sebanyak 10,6 juta karat dalam setahun atau setara dengan lebih dari 2.100 kilogram.

The main pit of the Jwaneng diamond mine in Botswana, November 2015

A worker inspects a 300-tonne truck at the Jwaneng diamond mine in Botswana, November 2015

Dikutip dari laman CNN.com, Jumat (11/12/2015) tambang ini juga mampu menjadikan Botswana sebagai salah satu Negara terkaya di Afrika.

2 dari 3 halaman

Menyumbang 60 persen pendapatan ekspor

Sejak dibuka pada tahun 1982, tambang ini masih berproduksi dan mampu menyumbang 60 persen kepada pendapatan ekspor dan 25 persen ke produk Domestik Bruto Botswana.

Trucks cross in the main pit of the Jwaneng diamond mine in Botswana, November 2015

An employee inspects rough diamonds at De Beers' Global Sightholder Sales facility in Gaborone, the largest inspection and valuation operation in the world.

Rough diamonds await inspection at De Beers' Global Sightholder Sales facility in Gaborone, Botswana

'Special' stones -- diamonds at least 10 carats in weight -- await valuation at De Beers' Global Sightholder Sales operation in Gaborone, Botswana.

3 dari 3 halaman

Meningkatkan standar hidup

Tidak seperti banyak negara lain yang sama-sama bergantung pada ekspor tunggal, Botswana telah menghindari "kutukan sumber daya" dari pemerintahan yang buruk dan pembangunan ekonomi yang lambat.

Untuk itu, Botswana telah bekerja keras untuk meningkatkan standar hidup, khususnya dalam ekspansi cepat dalam penyediaan layanan publik, "kata Keith Jefferis, salah satu ekonom terkemuka dan mantan Deputi Gubernur bank sentral Botswana.

KGK Diamonds' factory in Gaborone, Botswana. The company opened its cutting and polishing operations in September 2015, while many in the industry are scaling back.

A diamond is prepared for polishing at KGK Diamonds factory in Gaborone, Botswana

Namun, ia mengatakan, hal ini tidak bisa bertahan selamanya. Angka pengangguran yang masih tinggi serta industri pertambangan yang tidak terlalu menyerap banyak tenaga kerja menjadikan pemerintah harus bekerja proaktif dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. (Vna/Gdn)

Video Terkini