Sukses

Stop Impor Jagung, Ini yang Harus Dibenahi Pemerintah

Kementerian Pertanian akan mengendalikan impor jagung untuk mengangkat harga jual jagung dari petani.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian meminta kepada semua pihak yang terkait dengan produksi komoditas jagung di dalam negeri membenahi tata kelola. Langkah pembenahan tersebut harus dilakukan jika pemerintah berencana untuk menghentikan impor jagung dalam beberapa tahun ke depan.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, berdasarkan perhitungan dari Kementerian Perindustrian, pasokan jagung di dalam negeri sebenarnya sudah bisa mencukupi kebutuhan pangan. Namun, hal tersebut jika dilihat dari sisi jumlah.

"Untuk kebutuhan pakan dari jagung, berdasarkan data di 2014 kemarin itu mencapai 7,8 juta ton. Dengan data tersebut sebenarnya dengan pasokan yang ada dari dalam negeri saja sudah bisa dipenuhi," kata Panggah, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/12/2015).


Namun, perhitungan tersebut hanya berdasarkan jumlah saja. Menurut Panggah, ada parameter lain  yang juga harus diikutsertakan dalam perhitungan tersebut yaitu mengenai musim tanam  dan waktu panen yang akan mempengaruhi harga dari komoditas tersebut.

"Jadi kalau dari pasokan dan kebutuhan memang sudah cukup. Tapi ada faktor lain seperti ketersediaan dan harga. Jadi tidak hanya sekesar produksi sekian dan konsumsi sekian, tapi harus didalami bagaimana kualitas tata kelolanya," papar Panggah.

Dalam tata kelola ini, semua pihak harus menghitung di saat kebutuhan akan jagung cukup tinggi harus juga dipenuhi dengan adanya pasokan sehingga harga bisa terjangkau. Jangan sampai pasokan tinggi di saat kebutuhan rendah atau sebaliknya pasokan rendah di saat kebutuhan tinggi sehingga mendongkrak harga. 

Oleh sebab itu, pembenahan tata kelola tersebut harus segera dilakukan oleh instansi terkait untuk mengoptimalkan produksi jagung dalam negeri, sebelum pelarangan impor jagung diberlakukan.

"Ini saya kira yang jadi PR. kalau ini semua jelas pasti bisa didorong untuk bisa ambil dari dalam negeri, tapi kalau ini tidak jelas jangan sekali-kali langsung mengambil keputusan untuk tidak impor," tutup Panggah.

Untuk diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan akan mengendalikan impor jagung untuk mengangkat harga jual jagung dari petani.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menceritakan pengalamannya ketika melakukan kunjungan kerja di beberapa daerah. Menurutnya, jatuhnya harga jagung di petani karena rendahnya serapan jagung lokal.

"Dompu dan Bima harganya Rp 1.500-1.100 per kg. Hari itu kami minta Bulog angkat Rp 2.500. Kami cek kenapa jagung jatuh ternyata serapan pengusaha rendah. Caranya gampang, tutup impor pelabuhan,"


Pihaknya mengaku, telah menghentikan impor jagung sebanyak 480.000 ton jagung di pelabuhan. "Kita tahan jagungnya sekitar 480.000 ton," tutur Amran.

Amran menuturkan, kebijakan impor itu dilakukan sesuai dengan kebutuhan bukan karena hanya untuk keinginan. "Impor kalau itu kekurangan. Impor itu jaga inflasi. Tidak impor untuk petani kita. Dua-duanya untuk Merah Putih," ujar dia. (Pew/Gdn)



**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6