Sukses

KPPU: Kapal Angkut Ternak Bakal Perbaiki Pola Distribusi Daging

Pemerintah mendatangkan sapi langsung dari daerah penghasil melalui kapal khusus pengangkut ternak.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memberikan apresiasi kepada pemerintah yang telah memberikan perhatian khusus terkait permasalahan mahalnya daging sapi, dengan mendatangkan sapi langsung dari daerah penghasil melalui kapal khusus pengangkut ternak.

KPPU menilai langkah pemerintah yang diawali dengan pengiriman perdana sekitar 350 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Jakarta pada hari Jumat 11 Desember 2015 ini tidak sekedar menjadi pilot project, melainkan juga dapat menjadi salah satu pemicu perubahan positif.

Selain itu, dengan pasokan 350 ekor sapi tersebut diharapkan akan memperbaiki pola distribusi daging sapi yang selama ini diduga rentan dipermainkan oleh pihak tertentu yang pada akhirnya mengakibatkan tingginya harga daging sapi.


"Guna memperoleh hasil yang optimal, KPPU menilai terobosan yang dilakukan ini harus dilakukan secara konsisten dan masif. Oleh karena itu disamping pemerintah, KPPU mengharapkan keterlibatan pelaku usaha swasta lainnya dalam pola distribusi sapi melalui kapal angkut ternak," ujar KPPU dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (14/12/2015).

KPPU meyakini langkah perbaikan distribusi daging sapi ini jika dijalankan dengan konsisten dan masif akan dapat memperkecil munculnya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, khususnya kartel daging sapi.

Seperti diketahui, pemerintah telah melakukan terobosan sebagai upaya optimalisasi untuk menata distribusi ternak sapi nasional dan perbaikan tata niaga dengan memanfaatkan kapal angkut khusus ternak, sehingga sapi dari NTT tidak lagi diangkut dengan kapal barang atau truk dengan jarak yang sangat panjang.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, pemanfaatan kapal khusus ternak yang menghubungkan antar pulau atau yang disebut tol laut ini, diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan sapi di daerah konsumsi oleh daerah sentra produksi.

Pengangkutan ternak sapi dengan pelayaran perdana kapal ternak KM Camara Nusantara 1 telah dilakukan pada Minggu, 6 Desember 2015 pukul 01.00 WITA dari Pelabuhan Tenau Kupang NTT dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat, 11 Desember 2015.

"Jumlah ternak yang dikirim menggunakan kapal ternak ini adalah sebanyak 353 ekor dengan jenis ternak sapi Bali jantan yang memiliki rata-rata bobot hidup 250 kg-350 kg dan diperkirakan rata-rata produksi daging sapi per ekor adalah 125 kg," ujarnya.

Amran menjelaskan, pengawalan ternak selama perjalanan dari Kupang menuju Jakarta dilakukan oleh petugas kesehatan hewan sebanyak 7 orang yang berasal dari BBVet Denpasar sebanyak 5 orang dan Karantina Pertanian Kelas I Kupang sebanyak 2 orang.

Kapal pengangkut ternak KM Camara Nusantara 1 yang memiliki 500 ruang untuk sapi dan memiliki standar Internasional akan terus dimanfaatkan untuk pengiriman ternak dari wilayah produsen ternak seperti NTT, NTB dan Jawa Timur ke daerah konsumsi yakni Jabodetabek.

Pengiriman sapi dari daerah produsen dengan memanfaatkan kapal angkut ternak atau pemanfaatan tol laut ke daerah konsumsi ini diharapkan dapat maksimal karena diyakini mampu menekan harga distribusi sapi.

"Harga bobot hidup sapi di NTT yang dikirim ke Jakarta adalah Rp 30.000 per kg berat hidup. Pembelian ternak dari NTT ke DKI Jakarta dilakukan oleh Bulog yang dalam hal ini diwakili oleh Dolog (depot logistik)," kata dia.

Ternak selanjutnya akan dikirim ke Kandang ternak lokal di Jalan Andini Sakti desa Gandasari kecamatan Cikarang Barat, Bekasi Jawa Barat milik Perum Bulog. Pemulihan ternak akan dilakukan selama dua hari di kandang penampungan Dolog, dan untuk selanjutnya sapi dapat dimanfaatkan oleh pembeli sebagai sapi bakalan dan siap potong. (Dny/Ndw)

Video Terkini