Sukses

3 Srikandi RI Masuk Daftar Pebisnis Wanita Berpengaruh Asia

Forbes mengeluarkan daftar 50 pebisnis wanita paling berpengaruh di Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Forbes mengeluarkan daftar 50 pebisnis wanita paling berpengaruh di Asia. Wanita yang masuk dalam daftar tersebut adalah mereka yang masuk dalam jajaran eksekutif di perusahaan ternama dan memiliki akses besar di sumber daya keuangan.

Di antara 50 pebisnis wanita yang paling berpengaruh di Asia tersebut ada yang berasal dari perusahaan terkaya di China yaitu Alibaba. Mereka adalah Maggie Wu dan Lucy Peng.

Maggie Wu merupakan Chief Financial Officer (CFO) dari Alibaba sedangkan Lucy Peng merupakan co-founder dari salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia tersebut. Kedua wanita ini mampu membawa Alibaba menjadi salah satu perusahaan ternama di dunia.

Kedua wanita ini mampu membuat aksi korporasi penawaran saham perdana yang dilakukan oleh perusahaan sebagai Initial Public Offering (IPO) dengan transaksi terbesar di dunia.



IPO Alibaba melampaui rekor global sebelumnya yang juga dicetak perusahaan asal China, Agricultural Bank of China Ltd pada 2010. Kala itu, bank tersebut berasal meraup pendapatan hingga US$ 22,1 miliar.

Di negara lain, terdapat juga wanita yang mampu mendobrak tradisi lama. Contohnya adalah Enid Huey-Chin Tsai dan Mayumi Kotani. Enid Huey-Chin Tsai merupakan wanita Taiwan yang mampu menduduki posisi eksekutif di Hiwin Teknologi.

 

Sedangkan Mayumi Kotani merupakan wanita Jepang yang mampu menduduki salah satu posisi direktur di Yushin Precision Equipment Co Ltd.

Dalam tradisi kedua negara tersebut jarang seorang wanita bisa menduduki posisi eksekutif. Selain itu, para wanita tersebut juga berada di perusahaan sektor manufaktur yang memang jarang mempekerjakan pegawai eksekutif wanita. 

Di Indonesia, terdapat tiga srikandi yang juga dipilih oleh Forbes menjadi wanita yang berpengaruh. Ketiga wanita Indonesia ini mampu membawa perusahaan menduduki posisi terpandang dan juga mampu membuat perusahaan mengumpulkan laba tinggi.

Anne Patricia Sutanto

Anne Patricia Sutanto

Anne menjadi salah satu wanita Indonesia yang masuk ke dalam daftar 50 wanita paling berpengaruh di Asia. Ia merupakan Wakil presiden direktur dari perusahaan tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX).

Di tangan Anne, Pan Brothers mampu menjadi perusahaan garmen terbesar di Indonesia. Perusahaan ini membuat pakaian untuk merek-merek terkenal seperti Uniqlo, Reebok dan Nike dengan pendapatan tahunan mencapai US$ 340 juta.

Pan Brothers memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia dan pada 2016 nanti rencananya akan menambah 3 pabrik lagi.

Anne memang sudah memiliki darah pengusaha. Ia terlahir dari keluarga berkecukupan yang memiliki usaha di sektor perkayuan. Ia masuk ke Pan Brothers pada 1997 saat perusahaan tersebut sedang didera masalah keuangan dengan mengambil saham minoritas.

Wanita berusia 42 tahun ini sebenarnya juga memiliki usaha sendiri yaitu Homeware International, yang memproduksi dan mengekspor furnitur dan aksesoris rumah.

Pada tahun lalu ia dan 7 pengusaha Indonesia lainnya bersama dengan Bill & Melinda Gates Foundation, menyumbangkan masing-masing US$ 5 juta kepada Indonesia Health Fund untuk memerangi TBC, HIV dan malaria.

Memegang gelar di bidang teknik kimia dari University of Southern California dan MBA dari Loyola Marymount di Los Angeles.

Noni Purnomo

President Director PT Blue Bird Noni S.A Purnomo dan Direktur PT Blue BirdTbk, Andre Djokosoetono saat meluncurkan Blue Bird In-Taxi Intertaiment (ITE) di Jakarta, Rabu (18/11/2015). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Noni Purnomo merupakan presiden direktur dari Blue bird Group Holding. Blue Bird merupakan perusahaan operator taksi yang didirikan oleh neneknya 40 tahun lalu. Di tangan Noni, Blue Bird menjadi perusahaan operator taksi terbesar di Indonesia. Saat ini, kurang lebih 30 ribu armada taksi tersebar di beberapa kota-kota besar di Indonesia.

Selain itu, di tangan Wanita yang berusia 45 tahun ini, Blue Bird mampu mengembangkan sayapnya, tidak hanya menjadi operator taksi tetapi juga masuk ke lini bisnis transportasi lain seperti logistik, rental dan lainnya. Di sektor logistik ini, Blue Bird mendapat pelanggan yang cukup besar seperti 7-eleven dan juga P&G.

Di tangan Noni, Blue Bird melepas saham ke publik. Tepatnya pada 5 November 2014 lalu, Blue Bird yang mendapat kode saham BIRD melepas 376.500.000 lembar saham atau sebesar 15 persen dari modal ditempatkan dan modal disetor penuh Perseroan setelah penawaran umum perdananya. Harga per lembar sahamnya adalah Rp 6.500.

Dengan harga penawaran saham di atas, total dana yang dihimpun BIRD mencapai Rp 2,447 triliun. Dari dana yang diperoleh dari IPO tersebut, sebanyak 53,04 persen digunakan untuk melunasi pinjaman, sedangkan 46,96 persen akan digunakan untuk membiayai belanja modal Perseroan dan entitas anak usaha yang mencapai 15 perusahaan.

Di hari pertama perdagangan saham atau pada 5 November 2014 lalu, saham Blue Bird tercatat tumbuh positif dengan harga tertinggi Rp 7.200 atau naik 10,7 persen dari harga penawaran perdana Rp 6.500 per saham.

Wendy Sui Cheng Yap

Wendy Sui Cheng Yap merupakan Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). (Foto: Forbes)

Wendy Sui Cheng Yap merupakan Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

Nippon Indosari yang lebih dikenal lewat produk Sari Roti ini mampu menguasai 90 persen pasar roti domestik. Sari Roti telah memiliki 10 pabrik di seluruh Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 4,2 juta potong roti setiap tahunnya.

Wendy adalah putri mantan eksekutif Grup Salim Piet Yap, yang mendirikan Bogasari, pabrik tepung terbesar di Indonesia.

Selain memegang Nipon Indosari, wanita 59 tahun ini juga memegang kendali perusahan keluarga Salim yang bergerak di sektor sumber daya alam dan real estate serta makanan.

Pada kuartal III 2015 kemarin, laba ROTI tumbuh 46,32 persen menjadi Rp 192,68 miliar atau Rp 38,07 per saham dari Laba bersih kuartal III 2014 yang tercatat Rp 128,81 miliar atau Rp 26,01 per saham.

Pertumbuhan kinerja ROTI pada Q3 2015 didukung oleh pertumbuhan penjualan yang cukup besar yaitu 15,44 persen atau tumbuh dari Rp 1,36 triliun pada kuartal III 2014 menjadi Rp 1,57 triliun pada kuartal III 2015. Total aset perseroan hingga kuartal III 2015 mencapai Rp 2,56 triliun naik dari Rp 2,14 triliun di tahun 2014. (Gdn/Ndw)

Video Terkini