Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) menambah target pembangunan rumah bersubsidi menjadi 120 ribu unit atau sekitar 12 persen dari target sejuta rumah pada 2016.
Target tersebut tumbuh lebih dari 100 persen dibanding realisasi rumah murah yang dibangun anggota Apersi sepanjang 2015 sebanyak 65 ribu unit.
Ketua Umum DPP Apersi, Eddy Ganefo mengatakan dari 120 ribu unit tersebut, sekitar 100 ribu unit diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 20 ribu unit untuk non-MBR.
Baca Juga
Dia memastikan, pertumbuhan target pembangunan rumah rakyat tersebut sangat realistis mengacu pada pencapaian pada 2015, dan pasar properti secara keseluruhan yang diprediksi semakin membaik.
Advertisement
Namun pencapaian itu tentunya dengan syarat seluruh asumsi yang dijanjikan pemerintah sejak awal dipenuhi seperti masalah perizinan, sertifikasi, pembiayaan, listrik dan insentif subsidi.
"Kami berani pasang target pertumbuhan sebesar itu karena banyak kebijakan baru yang mulai efektif diberlakukan tahun depan seperti anggaran pembiayaan perumahan yang meningkat, dan adanya bantuan uang muka Rp 4 juta plus Rp 4 juta lagi untuk anggota Bapertarum-PNS," ujar Eddy Ganefo yang ditulis Liputan6.com, Selasa (15/12/2015).
Selain itu, rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memangkas dan mempercepat waktu pengurusan perizinan pembangunan rumah rakyat juga menjadi katalisator untuk memacu pasokan rumah murah.
Apersi, kata Eddy, akan terus mendorong percepatan pemberlakuan Instruksi Presiden (Inpres) terkait perizinan ini, dan berharap dapat dirasakan hingga tingkat daerah.
Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Maurin Sitorus, pada HUT ke-17 dan Rakernas Apersi di Makassar, akhir pekan lalu menegaskan untuk mengatasi angka kekurangan rumah (backlog) yang mencapai lebih dari 15 juta unit, pemerintah akan melakukan berbagai terobosan.
Tahun depan, ungkap dia, dana untuk rumah subsidi dinaikkan menjadi Rp 12,5 triliun, dari Rp 5,3 pada 2015. Selain itu, pemerintah akan terus mendorong percepatan proses perizinan bagi pengembang rumah subsidi.
Menurut Maurin, Inpres yang mengatur kemudahan itu pun sudah disiapkan dan ditargetkan selesai sebelum akhir tahun ini.
“Inpres yang akan memangkas kemudahan izin dari sekitar 42 tahapan menjadi delapan tahapan saja sudah disiapkan. Dan masalah waktu yang sebelumnya bisa memakan waktu 26 bulan diharapkan bisa dipangkas menjadi hanya 14 hari," ujar dia.
Data Akurat
Terkait data realisasi pembangunan sejuta rumah, Eddy Ganefo mengaku hingga kini masih simpang siur.
Menurut dia, pemerintah memang harus memberikan data akurat sehingga perkembangan pencapaian program yang dicanangkan Presiden Jokowi itu bisa terukur.
"Coba ini ditanyakan ke pemerintah, termasuk progres untuk tahun depan. Menurut saya, progress tahun depan itu sudah diijon pada tahun ini. Realisasi tahun depan sudah diklaim masuk tahun ini, itu yang harus kita bongkar data mereka," tegasnya.
Kementerian PUPR mengklaim realisasi program sejuta rumah sudah mencapai 628 ribu unit per Oktober 2015. Angka yang diragukan banyak pihak karena cara perhitungannya dipertanyakan.
HUT ke-17 dan Rakernas Apersi di Makassar dihadiri 29 dewan pengurus daerah (DPD) dari seluruh Indonesia termasuk satu DPD yang baru dilantik yakni DPD Sulawesi Barat. Pembukaan kegiatan ini dilakukan Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, disaksikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Eddy Ganefo, total anggota Apersi sekarang tercatat 4000 perusahaan, yang 95 persen diantaranya merupakan pengembang rumah subsidi.(Muhammad Rinaldi/Nrm)