Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli membagikan 1.000 kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan kepada para nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara, Sibolga, Sumatera Utara. Kartu tersebut sebagai jaminan perlindungan keselamatan bagi nelayan saat sedang melaut.
"Pembagian kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada nelayan merupakan upaya pemerintah meningkatkan perlindungan jaminan sosial kepada nelayan. Ini program yang sangat baik sekali untuk nelayan," ujar Rizal melakukan kunjungan kerja ke Tapanuli Tengah, Sumut, Kamis (17/12/2015).
Menurut Rizal, dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, para nelayan akan memperoleh banyak benefit, baik bagi diri sendiri maupun manfaat untuk keluarganya. Sambungnya, apabila nelayan mengalami kecelakaan saat bekerja, maka biaya pengobatannya akan ditanggung BPJS.
Baca Juga
"Bila cacat akibat kecelakaan, maka ada uang beasiswa untuk anak para nelayan. Jika meninggal dunia, akan ada uang kematian dari BPJS," kata Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu.
Ditempat yang sama, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya mengatakan, dalam enam bulan pertama, biaya premi ditanggung oleh BJPS. "Tapi setelah enam bulan berikutnya, para nelayan diharapkan membayar premi secara mandiri sebesar Rp 16.800 per bulan," ujarnya.
Jaminan sosial perlu menjangkau para nelayan, termasuk di daerah Sibolga. Kota ini memiliki potensi besar dalam bidang kemaritiman dan sumber daya lautnya. Diinstruksikan Rizal agar Sibolga menjadi pusat produksi ikan terbesar di kawasan Sumatera dengan diiringi peningkatan fasilitas bagi nelayan. "Diharapkan ikan dapat ditangkap berkelanjutan, Sibolga dapat menjadi pusat ikan. Jangan lupa pantainya harus bersih," jelas Rizal.
Sementara Walikota Sibolga, Aspan Sofian Batubara menambahkan, pemenuhan fasilitas yang baik dan memadai akan menjadikan para nelayan giat dalam menangkap ikan. Sayangnya masih banyak kendala untuk meningkatkan fasilitas tersebut, sehingga tangkapan ikan nelayan kurang maksimal.
"Sibolga merupakan salah satu kota yang berbatasan dengan laut. Daerah ini merupakan akses utama perikanan khususnya di Sumatera. Khusus Sibolga memiliki potensi produksi ikan satu juta ton per tahun, tapi saat ini baru bisa dikelola 94 ribu ton atau 9 persen per tahun," tutur Aspan. (Fik/Gdn)