Liputan6.com, Tangerang - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan meski pertumbuhan ekonomi Indonesia terhitung tinggi di atas 4 persen masih dirasa kurang cukup. Lantaran untuk menyerap kebutuhan tenaga kerja 2,5 juta dibutuhkan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen.
"Masalahnya untuk menyerap 2,5 juta angkatan kerja, kita perlu pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen. Jadi tidak bisa. Kecuali kita terima pengangguran makin banyak. Atau ekonomi kita sebetulnya lentur. Jangan dikira ekonomi kita kaku, hanya bisa menyerap angkatan kerja hanya kalau pertumbuhan ekonomi 6 persen. 5 persen serap juga, tapi lewat sektor informal," jelas dia di Tangerang, seperti ditulis Jumat (18/12/2015).
Baca Juga
Baca Juga
Karena itu, Darmin mengatakan belanja pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) didesain optimis dengan semangat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Advertisement
Pemerintah juga membuka keran investasi supaya turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
"Disadari bahwa dunia sedang tidak berminat melakukan investasi. Satu-satuya cara adalah menawarkan infrastruktur, yang kemudian ditawarkan ke perusahaan-perusahaan atau negara. Bukan mekanisme pasar yang normal yang ditempuh. Menawarkan pembangkit listrk 35 ribu megawatt. Mengundang investor dari China dari Jepang, Timur tengah," papar dia.
Namun begitu, Darmin mengakui pertumbuhan ekonomi sulit mencapai 5 persen pada 2015. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya serapan anggaran yang melambat.
"Tentu kita berharap kuartal 4 pertumbuhan lebih tinggi. Tapi kalaupun lebih rasanya tidak akan bisa 5 persen, mungkin 4,8 persen -4,9 persen. Sehingga sepanjang tahun 2015, pertumbuhan ekonomi hanya 4,7 persen lebih sedikit," kata dia. (Amd/Ahm)
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6