Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal pekan ini hingga kembali menembus level 13.700 per dolar AS. Hal itu didukung dari sentimen eksternal positif terutama dari penetapan suku bunga bank sentral AS.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (21/12/2015), rupiah dibuka menguat 24 poin menjadi 13.893 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di level 13.917 per dolar AS.
Baca Juga
Menjelang Senin siang ini, dolar AS pun cenderung melemah terhadap rupiah hingga ke level 13.727. Pergerakan dolar di kisaran 13.718-13.910 terhadap rupiah pada Senin ini. Dengan penguatan tersebut, pelemahan rupiah menjadi susut 10,92 persen sepanjang 2015.
Advertisement
Baca Juga
Penguatan rupiah juga diikuti kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor). Rupiah menguat 160 poin ke level 13.872 per dolar AS dari posisi 18 Desember 2015 di kisaran 14.032.
Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova menuturkan pergerakan rupiah didominasi sentimen eksternal. Pertama, suku bunga bank sentral AS akhirnya ditetapkan naik sekitar 0,25 persen-0,50 persen. Hal itu memberikan kepastian di pasar sehingga mengurangi ketidakpastian besar.
Kedua, Rully menuturkan, ada pencairan swap oleh China, Korea dan Jepang hal itu memberikan pasokan dolar AS besar di pasar. "Ada pencairan bilateral agreement swap facility dari Chima membantu pasokan di pasar. Selain itu, menjelang akhir tahun aktivitas di pasar keuangan mulai berkurang dan investor cenderung menunggu karena sudah akhir tahun," ujar Rully saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, momentum pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015 juga turut membantu rupiah. Karena itu, ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran 13.700-13.900 per dolar AS pada akhir tahun ini. Hal itu asal juga Bank Indonesia (BI) tetap konsisten dengan kebijakannya.
Prediksi Rupiah pada 2016
Sedangkan sejumlah lembaga keuangan internasional memprediksi rupiah masih tertekan pada tahun depan. Societe General melihat rupiah akan melemah di kisaran 15.300 per dolar AS pada akhir 2016 dibandingkan survei Bloomberg di kisaran 14.800 per dolar AS. Nomura Holdings memprediksi, rupiah berada di kisaran 14.850 per dolar AS pada akhir 2016.
"Kami optimistis melihat Indonesia dan Rupiah pada 2016. Kami melihat ada peningkatan permintaan domestik dan kenaikan belanja modal pemerintah, ditambah stimulus moneter," kata Dushyant Padmanabhan Analis Nomura. (Ahm/Igw)
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6