Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menguat setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memastikan untuk menaikkan suku bunga di akhir tahun ini. Pada perdagangan Selasa pekan ini, rupiah langsung menuju level 13.500 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Selasa (22/12/2015), Rupiah diperdagangkan di level 13.643 per dolar AS pada pukul 10.40 WIB. Level tersebut menguat jika dibandingkan dengan level pembukaan yang ada di angka 13.761 per dolar AS maupun jika dibandingkan dengan penutupan perdadagangan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.808 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.565 per dolar AS hingga 13.808 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih melemah di kisaran 10,19 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah ada di level 13.615 per dolar AS. Menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya yang ada di level 13.872 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah memang terus menguat dalam empat hari terakhir, setelah adanya kepastian dari The Fed mengenai kenaikan suku bunga. Pada pekan lalu Bank Sentral AS sepakat untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,25 persen hingga 0,50 persen pada Desember 2015 ini.
Baca Juga
Penguatan rupiah tersebut semakin tinggi dengan adanya paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kemarin. "Kebijakan pembangunan kilang akan menarikn pertumbuhan investasi," jelas analis pasar uang Australia & New Zealand Banking, Singapura, Irene Cheung kepada Boomberg.
Pemerintah kembali meluncurkan paket kebijakan ekonomi ke VIII. Terdapat 3 paket dalam paket kebijakan terbaru. Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan utamanya paket kebijakan yang dikeluarkan ini adalah untuk menghadapi pasar bebas ASEAN yang bakal digulirkan awal tahun depan.
Kebijakan tersebut adalah Pramono mengatakan ada 3 kebijakan yang masuk dalam paket kebijakan ke VIII. Pertama adalah one map policy atau kebijakan 1 peta.
Kedua, kata Pramono, adalah mempercepat pembangunan kilang minyak untuk meningkatkan produksi kilang minyak di Indonesia. Saat ini Pramono mengatakan kilang minyak di Indonesia hanya mampu memproduksi lifting migas 900 ribu sampai 1 juta barel per hari.
"Dalam waktu dekat akan bisa dibangun dua tiga dan seterusnya. Tapi paling utama adalah dua kilang, pertama di Bontang dan Tuban," katanya.
Kebijakan ketiga yang diluncurkan adalah pemberian insentif bagi jasa pemeliharaan pesawat. Payung hukum untuk pemberian insentif ini sudah diluncurkan beberapa waktu lalu.
"Mudah-mudahan paket tadi akan semakin memperkuat daya saing dan daya tahan ekonomi kita akan semakin baik. Itu terbukti saat the Fed menaikkan suku bunga kemarin, ketahahan ekonomi kita semakin baik," ia menjelaskan. (Gdn/Ahm)Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Â
Advertisement
Simak analisis mengenai rupiah di video berikut ini: