Sukses

Tarif Angkutan Tak Turun Meski Harga BBM Berkurang

Porsi BBM dalam struktur tarif angkutan umum kurang dari 20 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha angkutan umum di DKI Jakarta menilai penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar tidak akan memberikan dampak pada tarif angkutan.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan dengan penurunan harga Premium yang hanya sebesar Rp 150 dan Solar sebesar Rp 750 dinilai terlalu kecil jika dibandingkan dengan kenaikan biaya operasional sepanjang tahun ini.

"Jadi penurunan BBM tidak pengaruh ke tarif. Kita malah bingung karena biaya operasional meningkat," ujar dia di Jakarta, Jumat (25/12/2015).

Dia menjelaskan porsi BBM dalam struktur tarif angkutan umum kurang dari 20 persen. Sedangkan sepanjang tahun ini kenaikan spare part kendaraan sudah sekitar 30 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini salah satunya disebabkan nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Komposisi BBM dalam struktur tarif tidak sampai 20 persen. Jadi kecil sekali. Sedangkan selama setahun ini ada kenaikan untuk spare part lebih dari 30 persen, seperti ban, oli, kopling, rem. Mungkin juga dampak dari dolar yang mencapai Rp 14 ribu," ia menjelaskan.

Meski demikian, Shafruhan mengatakan Organda tetap akan melakukan kajian mengenai kemungkinan untuk melakukan penyesuaian tarif, terutama unuk kendaraan umum yang menggunakan solar. Hal tersebut nantinya akan dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan (Dishub).

"Kita hitung untuk solar, itu kan efektif nanti Januari. Nanti sama Dishub. Solar ini kan untuk bus kota dan AKAP (angkutan antar kota antar provinsi). Untuk AKAP kan ada tarif atas dan tarif bawah. Kemungkinan dia bisa tidak pakai tarif atas, tetapi di tarif bawah. Ya penurunan bisa saja terjadi, tapi kita hitung dulu," ia menandaskan. (Dny/Nrm)**