Liputan6.com, New York -
Bagi Anda yang belum berhasil meningkatkan pendapatan sepanjang 2015, tak perlu putus asa. Setidaknya, Anda tak mengalami kerugian hingga triliunan rupiah seperti yang dialami sejumlah miliarder tahun ini.
Â
Melansir laman CNBC, Kamis (31/12/2015), terdapat sedikitnya lima CEO perusahaan besar yang harus kehilangan total kekayaan hingga mencapai US$ 20 miliar atau Rp 273,5 triliun (kurs: Rp 13.675/US$).
Â
Kelima CEO perusahaan tersebut mengalami kerugian terbesar dibandingkan berbagai bos di perusahaan lain sepanjang 2015.
Â
Kerugian tersebut sebagian besar akibat anjloknya harga saham. Masing-masing CEO tercatat kehilangan lebih dari US$ 1 miliar dalam setahun berdasarkan jumlah saham yang dimiliki di perusahaan.
Â
Warren Buffett merupakan salah satu investor yang harus melewati tahun tersulit tahun ini. Nilai saham Berkshire Hathaway tercatat menurun hingga 11 persen tahun ini.
Â
Jika diuangkan, harga sahamnya tercatat berkurang hingga US$ 201 ribu per lembar. Tentu saja, penurunan nilai saham itu sangat mempengaruhi keseluruhan harta Buffett sebagai pemegang 308.548 saham di perusahaan tersebut.
Â
Sepanjang tahun ini, saham Berkshire memang berada di bawah tekanan. Penurunan pendapatan seperti yang terjadi di Walmart, American Express dan International Business Machines ikut berpengaruh.
Â
Jadi jangan terlalu takut jika Anda belum berhasil meningkatkan pendapatan tahun ini. Berikut lima CEO yang mengalami kerugian terbesar sepanjang 2015:
Â
1. Warren Buffett
Â
Perusahaan: Berkshire Hathaway (BRKA)
Kerugian: US$ 7,8 miliar atau Rp 106,6 triliun
Â
2. Harold Hamm
Â
Perusahaan: Continental Resources (CLR)
Kerugian: US$ 3,9 miliar atau Rp 53,3 triliun
Â
3. Charles Ergen
Â
Perusahaan: Dish Network (DISH)
Kerugian: US$ 3,5 miliar atau Rp 47,8 triliun
Â
4. Sheldon Gary Adelson
Â
Perusahaan: Las Vegas Sands (LVS)
Kerugian: US$ 2,5 miliar atau Rp 34,2 triliun
Â
5. Nicholas Woodman
Â
Perusahaan: GoPro (GPRO)
Kerugian: US$ 1,8 miliar atau Rp 24,6 triliun. (Sis/Nrm)