Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih belum memutuskan pembangunan kilang di lapangan abadi gas, Blok Masela, Maluku. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said juga pernah menyatakan bila dibangun, blok ini baru bisa dilakukan pada 2020.
Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya Yudha menilai semakin lama pemerintah memutuskan pembangunan blok ini, maka semakin lama pula keuntungan yang bisa didapatkan dari Blok Masela tersebut. Setidaknya menurut dia, keuntungan baru bisa dirasakan 25 tahun setelah pembangunan.
Baca Juga
"Kalau kita tidak tahu, seakan-akan negara mendapatkan duit sebesar-sebesarnya. Tapi sekitar 25 tahun baru bisa menikmati, masyarakat harus di edukasi total penerimaan negara," ujar dia di Jakarta, Sabtu (2/1/2015).
Advertisement
Baca Juga
Oleh sebab itu, Satya berharap pemerintah tidak lagi mengulur-ulur waktu untuk memutuskan proyek pengeboran minyak dan gas bumi dan kilang LNG di Blok Masela. Dia berharap pada tahun ini keputusan tersebut bisa diambil.
"Di tahun ini harus memberikan keputusan strategis, berguna bagi bangsa indonesia ke depan, perdebatan pengembangan Blok Masela apakah cocok menggunakan apa, tidak lepas beban yang ditanggung negara," tandas dia.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, pembangunan infrastruktur dalam upaya pengembangan Blok Masela akan memakai konsultan internasional untuk memilih dua skenario yaitu darat dan laut (floting).
Biata pengembangan lapangan untuk membangun kilang di darat diperkirakan akan lebih mahal jika dibandingkan laut. Jika dibangun di darat setidaknya membutuhkan investasi sebesar US$ 19,3 miliar. Sedangkan jika dibangun di laut hanya membutuhkan US$ 14,8 miliar. (Dny/Ahm)
Â
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6