Sukses

Harga Turun, Pertamina Janji Tak Kurangi Stok Premium dan Solar

Untuk Premium, stok yang dipersiapkan oleh Pertamina mencapai 1,45 juta kilo liter (KL) atau mencukupi untuk 18 hari.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berjanji untuk mempertahankan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar meskipun harga untuk kedua jenis BBM tersebut akan turun pada 5 Januari mendatang.

Vice President Supply and Distribution Pertamina, Fariz Aziz mengungkapkan, penurunan harga Premium dan Solar diperkirakan akan membuat konsumsi kedua jenis bahan bakar tersebut meningkat. Oleh karena itu, Pertamina tetap mempertahankan stok untuk mengantisipasinya. "Stok tetap akan kami jaga. Justru kami akan menambah stok. Jadi tidak ada pengurangan," kata Fariz, seperti yang dikutip di Jakarta, Minggu (3/1/2015).

Faris memperkirakan, dengan harga Premium dan Solar yang lebih murah, maka masyarakat akan meningkatkan aktifitasnya. Peningkatan tersebut akan berdampak pada penambahan konsumsi BBM. Karena itu, Pertamina akan tetap menjaga stok BBM. "Kalau harga BBM turun maka orang akan banyak jalan-jalan. Jadi justru stok harus dijaga," tambahnya.

Untuk menghadapi peningkatan konsumsi saat Natal dan Tahun Baru Pertamina menjaga stok nasional. Untuk Premium, stok yang dipersiapkan mencapai 1,45 juta kilo liter (KL) atau mencukupi untuk 18 hari dan untuk solar mencapai 1,5 juta KL atau cukup untuk 23 hari. Sedangkan untuk Pertamax cukup untuk 26 hari atau mencapai 229 ribu KL. "Itu posisi stok kita untuk saat ini. Ke depan akan kami up date," jelasnya. 

Pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga BBM bersubsidi pada 23 Desember 2015 lalu. Hal itu mempertimbangkan nilai tukar rupiah dan harga minyak dunia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menuturkan, harga Premium turun menjadi Rp 7.150 per liter dari harga semula Rp 7.300 per liter.

Ia menyebutkan harga ekonomi Premium semula Rp 6.950 per liter. Pemerintah memungut dana untuk ketahanan energi sekitar Rp 200 untuk premium. Dengan itu harga Premium menjadi Rp 7.150 per liter. "Kami simpan Rp 200 per liter dari Premium untuk dipupuk jadi dana ketahanan energi untuk mengembangkan energi baru terbarukan," ujar Sudirman.

Sedangkan untuk harga Solar turun menjadi Rp 5.950 per liter. Hal itu mempertimbangkan harga keekonomian sebesar Rp 5.650 per liter dan menambahkan dana pungutan untuk ketahanan energi Rp 300 per liter. Harga baru Solar menjadi Rp 5.950 per liter dari harga sebelumnya Rp 6.700 per liter.

Ia menegaskan, harga Solar turun lebih besar mengingat Solar sebagian besar dikonsumsi untuk angkutan umum dan industri. Harga baru untuk Premium dan Solar itu mulai berlaku pada 5 Januari 2016.

"Pada 5 Januari 2016 harga BBM turun baik Solar dan Premium untuk memberikan kesempatan kepada para distributor dan SPBU, pengecer untuk menghabiskan stok berikan kesempatan Pertamina lakukan persiapan dan penataan sistem," jelas Sudirman.


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6