Sukses

Jurus Menteri Susi Bawa Mutiara RI Makin Mendunia

Pemerintah rajin ikuti pameran internasional untuk meningkatkan kinerja ekspor mutiara Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong promosi dan pengenalan akan produk-produk mutiara dalam negeri di pasar international. Langkah itu untuk memperkuat branding Mutiara Laut Selatan Indonesia atau Indonesian South Sea Pearls (ISSP).

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Nilanto Perbowo mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan keikutsertaan Indonesia dalam ajang pameran international, salah satunya adalah Dubai International Jewelerry Week (DIJW).

"Kita ingin produk mutiara Indonesia lebih banyak dikenal di kancah International. Upaya ini ditempuh untuk meningkatkan kinerja ekspor mutiara Indonesia," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/1/2016).

Keikutsertaan KKP pada pameran tersebut, lanjut Nilanto, selain untuk mendorong promosi ISSP di pasar internasional, tetapi juga menjalin hubungan ekonomi dan membuka peluang kerjasama pemasaran dengan para pelaku usaha mutiara internasional yang bersifat government to government (G to G), business to business (B to B) atau business to government (B To G).

"Dengan kerja sama itu maka dapat meningkatkan brand image Indonesia sebagai penghasil South Sea Pearls terbesar di dunia," kata dia.

Berdasarkan data dari World Gold Council, Uni Emirat Arab merupakan negara dengan tingkat konsumsi emas terbesar kelima di dunia dengan nilai mencapai US$ 2,5 miliar (Dubai Multi Commodity Centre’s) diantaranya diimpor dari Indonesia dan India.

Ekspor perhiasan Indonesia seperti emas, perak, logam mulia dan perhiasan lainnya ke negara Uni Emirat Arab merupakan terbesar kedua setelah tekstil dengan nilai ekspor perhiasan pada 2013 mencapai 38 juta US$ dan meningkat menjadi 502 juta US$ pada tahun 2014 dengan trend peningkatan sebesar 496,3 persen.

"Berdasarkan data tersebut Indonesia berpeluang untuk meningkatkan ekspor mutiara ISSP sebagai barang substitusi dari perhiasan emas," tegas dia.

DIJW 2015 merupakan pameran perhiasan internasional terbesar di Timur Tengah yang difokuskan pada konsumen akhir (retail) dan menampilkan lebih dari 140 ribu jenis perhiasan dan diikuti oleh 250 exhibitors yang berasal dari 25 negara diantaranya UAE, Hong Kong, Jepang, Australia, India, Italia, Turki, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Amerika Serikat, Italia, dan Afrika Selatan, serta jumlah pengunjung mencapai lebih dari 20 ribu orang.

Pada pameran DIJW ini, KKP memfasilitasi empat pelaku usaha sebagai co-exhibitors yaitu Rosario Mutiara (Jakarta Pusat, DKI Jakarta), MJM Jewellery (Mataram, NTB), Maisya Jewellery (Bogor, Jawa Barat), dan Nurhikmah Pearls (Jakarta Pusat, DKI Jakarta).

Pada ajang pameran di 2015 tersebut, transaksi bisnis yang tercatat secara langsung oleh co-exhibitors pada paviliun Indonesia diperoleh nilai transaksi mutiara SSP mencapai US$ 74.622 terdiri dari butiran (loose) sebesar US$29.190 (39 persen) dan perhiasan (jewellery) sebesar US$45.432 (61 persen) dengan buyers yang berasal dari negara UAE, India, Kuwait, Qatar, Filipina, USA, Belgia, China, dan Jerman.

Sedangkan dalam pameran DIJW 2016 yang akan berlangsung pada 7-10 December 2016 di Dubai World Trade Centre, Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dengan jumlah booth yang lebih besar dengan melibatkan peran aktif asosiasi sehingga industri yang berpartisipasi lebih banyak seperti pada paviliun negara lainnya mengingat Indonesia merupakan penghasil mutiara SSP terbesar di dunia di mana 43 persen mutiara SSP dunia berasal dari Indonesia. (Dny/Ahm)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6