Liputan6.com, Surabaya - Fluktuasi harga bahan bakar minyak (BBM) yang kini kembali diturunkan pemerintah pada Selasa (5/1/2016) membuat bingung pengusaha truk di Jawa Timur. Mereka kesulitan untuk menentukan tarif angkutan usai kenaikan harga BBM.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jatim, Yonathan Himawan yang mengatakan bahwa naik turunnya harga BBM sangat berpengaruh pada penentuan tarif kepada pengguna ataupun konsumen.
"Beberapa anggota sempat mengeluhkan pusingnya perhitungan tarif yang baru. Tetapi, kami dari Aptrindo juga membantu anggota dengan memberikan guidance (bimbingan) dalam penghitungan penyesuaian tarif," kata Yonathan di Surabaya, seperti dikutip Rabu (6/1/2016).
Yonathan tetap meyakini, turunnya harga BBM tidak memberikan dampak kerugian secara signifikan. Apalagi, penetapan harga baru BBM bersamaan dengan penurunan harga Elpiji 12 kilogram (kg) dan Bright Gas membuat lebih banyak pihak yang diuntungkan.
Baca Juga
Namun demikian, Yonathan tetap mengapresiasi penetapan harga baru untuk BBM tersebut. Ia memandang, pemerintah sangat tanggap melihat kondisi ekonomi nasional yang mengalami perlambatan sepanjang 2015 lalu dengan menurunkan solar menjadi Rp 5.650 per liter. "Kami melihat dari sisi positifnya saja," lanjut dia.
Sebab, dengan turunnya harga BBM akan diikuti penurunan beban biaya. Dampaknya, pabrik akan bisa mengalokasikan modal kerja untuk meningkatkan pasar dan produksi lebih besar lagi.
"Imbasnya, kami semua berharap agar muatan barang akan semakin banyak, dan sekalipun tarif mungkin turun. Tetapi jumlah barang yang bisa diangkut akan makin banyak di tahun 2016 ini," tegas dia.
Saat ditanya mengenai suplai dan stok ketersediaan BBM dari Pertamina, Yonathan menyampaikan, saat penurunan harga tidak akan terkendala dengan pasokan. Justru, dia melihat akan ada kecenderungan SPBU menahan stok BBM apabila terjadi kenaikan harga.
"Logikanya, saat penurunan harga biasanya tidak ada kendala suplai. Kalau pas kenaikan harga, SPBU cenderung menahan barang harga lama, supaya bisa dijual di harga baru yang lebih tinggi," pungkasnya. (Dian Kurniawan/Nrm)