Sukses

Sebelum Jadi Miliarder, Ini Cita-Cita Bill Gates Waktu Kecil

siapa sangka, pria berusia 60 tahun ini ternyata pernah memiliki cita-cita ketika kecil

Liputan6.com, Jakarta - Nama Bill Gates pasti sudah terdengar familiar di telinga Anda. Ya, sebagai pendiri perusahaan teknologi raksasa Microsoft, Bill Gates tidak hanya menjelma sebagai salah seorang miliarder terkaya dunia, melainkan juga sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh dan memiliki andil besar dalam penanganan isu-isu global.

Namun siapa sangka, pria berusia 60 tahun ini ternyata pernah memiliki cita-cita ketika kecil. Melansir wawancara ayah Bill Gates, William H. Gates dengan Forbes, Rabu (6/12/2015), Bill Gates ternyata pernah memiliki cita-cita sebagai seorang astronot.

William menuturkan ketika duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar Bill Gates pernah diminta untuk menyelesaikan sebuah tugas mengenai cita-cita yang ingin diraih di masa depan.

Dia diberi daftar mengenai beberapa pekerjaan dilengkapi dengan sebuah kotak kecil disampingnya yang bisa ia ceklis sesuai keiinginan.

Namun, diantara seluruh pekerjaan seperti pilihan tersebut Bill Gates ternyata memilih astronot sebagai pekerjaan pilihannya. Ia juga menggambar sebuah kotak tambahan dan menulis “ilmuwan” di sampingnya.

Bill Gates memang telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia sains sejak kecil. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca buku.

Pria berkacamata ini pun memulai pemograman komputer ketika ia baru menginjak umur 13 tahun. Lalu, Ia mendirikan perusahaan software ikonik dengan teman kuliahnya Paul Allen pada 1975, setelah Ia memutuskan untuk berhenti dari Harvard University.

Antara 1978-1981, Microsoft berkembang pesat. Karyawannya bertambah dari 25 menjadi 128 orang. Pendapatannya melesat dari US$ 4 juta menjadi US$ 16 juta.

Pertengahan 1981, Gates dan Allen mengukuhkan Microsoft sebagai perusahaan resmi. Gates ditunjuk sebagai presiden dan CEO sementara Allen menjadi wakil presiden eksekutif.

Dua tahun kemudian bisnisnya merambah pasar global seperti Inggris dan Jepang. Tak hanya itu lebih dari 30 persen komputer di dunia menjalankan software buatan Microsoft. (Vna/Ndw)