Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan tidak akan menggelar operasi pasar (OP) beras dan pasar murah untuk cabai meski kedua komoditas pangan tersebut mengalami kenaikan harga sejak akhir tahun lalu.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina mengatakan, saat ini harga cabai mulai berangsur turun dan diprediksi kembali normal pada awal bulan depan seiring musim panen pada akhir Januari ini.
Sebab itu, pemerintah menilai tidak perlu menggelar pasar murah untuk menurunkan harga tersebut.
"Sebetulnya kalau harga-harga tidak terlalu meningkat, kecuali mungkin cabai dan bawang merah saja. Tapi harapannya akhir Januari dan awal Februari harga-harga sudah turun. Karena ada panen di beberapa daerah sudah mulai berlangsung," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/1/2016).
Dia menjelaskan, meski harga cabai sempat melonjak hingga lebih dari Rp 50 ribu per kilogram (kg), namun pasokan ke pasar-pasar industri khususnya di Jakarta mulai meningkat sehingga diharapkan akan menekan harga cabai secara perlahan.
Baca Juga
Baca Juga
‎"Nggak (menggelar pasar murah), karena sekarang (harga) cenderung turun, pasokan sudah mulai masuk ke (Pasar Induk) Kramat Jati, barometernya itu saja. Indikatornya kalau sudah mulai nambah pasokan, harga pelan-pelan turun," tutur dia.
Demikian juga dengan beras, meski harganya mengalami kenaikan, namun Srie menilai kenaikan masih dalam batas wajar karena di bawah ‎2 persen.
"Sekarang rata-rata (kenaikan harga) 1 persen, belum 2 persen. Jadi kalau di bawah 2 persen kita anggap masih stabil," lanjutnya.
Meski demikian, Srie memastikan pemerintah akan terus memantau pergerakan harga beras di pasar-pasar tradisional. Jika kenaikannya telah melebihi batas normal, maka pemerintah akan menugaskan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan OP.
"Indikatornya sebetulnya kalau kecenderungan kenaikan harga itu rata-rata sampai dengan 10 persen untuk beras medium. Tapi kita sudah melihat kalau di beberapa daerah harga-harga sudah mulai naik, dan kita lihat juga bagaimana suplai ke pasar. Tentu respon kita segera menugaskan Bulog untuk bisa melepas OP. Bulog di akhir 2015 sudah OP, di Desember 100 ribu ton. Kalau tahun ini kita belum menugaskan lagi. Kita lihat nanti," tandasnya.(Dny/Nrm)
Advertisement