Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin sering mendengar para manajer berkeluh-kesah soal karyawan terbaiknya yang keluar dari perusahaan atau resign.
para manajer biasanya menyalahkan semua kondisi yang terjadi dan menghiraukan masalah sebenarnya, yaitu karyawan bukan resign dari pekerjaan tapi meninggalkan bosnya.
Seperti dikutip dari Huffingtonpost, Senin (11/1/2016), sebenarnya masalah ini bisa dihindari kalau para pemimpin perusahaan mau berusaha lebih keras.
Berikut adalah sembilan hal terburuk yang para manajer lakukan hingga membuat karyawan hengkang dari perusahaan:
1. Mereka memberi pekerjaan terlalu banyak
Yang paling melelahkan bagi karyawan tentu pekerjaan yang banyak. Memang sangat menggoda untuk membuat karyawan terbaik bekerja sekeras mungkin.
Tapi para manajer cenderung terperangkap dan malah membuat karyawan tidak nyaman. Pekerjaan yang berat justru membuat karyawan merasa dihukum.
Sebuah riset menunjukkan produktivitas menurun ketika pekerja harus bekerja 50 jam dalam seminggu. Lebih dari itu produktivitas turun tajam.
2. Mereka tidak melihat kontribusi dan tidak memberi penghargaan
Sekedar menepuk bahu ketika karyawan bekerja dengan baik sudah menunjukkan bentuk penghargaan seorang manajer. Namun, para manajer sering lupa dengan hal ini.
Advertisement
Mereka perlu berkomunikasi dengan stafnya supaya merasa betah. Di sisi lain, para manajer juga harus memberikan penghargaan untuk pekerjaan baik yang dilakukan karyawan.
3. Mereka tidak peduli dengan karyawannya
Hampir sebagian besar karyawan memilih resign karena hubungan yang tidak baik dengan bosnya. Perusahaan yang cerdas tahu cara mengarahkan para manajer memperlakukan karyawan dengan manusiawi.
Mereka adalah para bos yang bergembira ketika stafnya sukses, berempati ketika ada yang mengalami masa sulit, dan memberi tantangan kepada karyawan.
Mereka tidak menghargai komitmen
4. Mereka tidak menghargai komitmen
Ketika seorang manajer memegang komitmen maka ia akan terlihat bisa dipercaya dan bertanggung jawab dari karyawannya. Tapi seorang manajer yang tidak berkomitmen akan dipandang sebaliknya.
5. Mereka mempekerjakan dan mempromosikan orang yang salah
Karyawan yang baik dan pekerja keras ingin bekerja dengan profesional. Ketika para manajer tidak melakukan tanggung jawabnya dengan mempekerjakan orang yang tepat, ini bisa menjadi demotivasi utama karyawan. Lebih buruk lagi kalau salah mempromosikan karyawan.
6. Mereka tidak membiarkan karyawan mengejar gairahnya
Karyawan bertalenta pasti sangat bergairah. Dengan menyediakan kesempatan untuknya mengejar passion atau gairah maka produktivitas dan hasil kerja akan membaik.
Tapi kalau manajer yang hanya ingin karyawan bekerja di boks yang sempit maka jangan harap mendapatkan hasil kerja yang memuaskan.
7. Mereka gagal mengembangkan keterampilan karyawan
Seorang manajer yang baik tahu bagaimana mempekerjakan karyawan bertalenta. Mereka memberi perhatian dan secara konstan mau mendengarkan serta memberi umpan balik.
8. Mereka gagal menggunakan kreativitas karyawan
Karyawan bertalenta pasti punya minat memperbaiki sesuatu yang mereka pegang. Kalau manajer mengambil hal itu dan hanya ingin status quo, maka karyawan akan membenci bosnya.
9. Mereka gagal menantang intelegensia karyawan
Seorang bos yang baik menantang para karyawan untuk menghasilkan hal yang awalnya seperti mustahil. Ia akan membuat target yang membuat karyawan keluar dari zona nyaman.
Iajuga memastikan agar karyawan mampu mencapai target itu. Ketika karyawan bertalenta hanya mengerjakan pekerjaan mudah dan membosankan, ia akan pergi mencari tantangan di tempat lain.(Elsa/Ndw)
Advertisement