Liputan6.com, Jakarta - Selama menjabat sebagai Menteri Pertanian, Amran Sulaiman telah mengimpor beras dari Vietnam pada 2015. Yang terbaru, telah dilakukan pembahasan impor beras lagi dari Pakistan dan India.
Amran ogah berkomentar ketika dikonfirmasi soal impor beras tersebut. "Tanya dong kapan kita ekspor. Gitu cara tanya. Di balik cara tanyanya. Kalau tanya impor seksi sehingga itu seksi kalau ditanya," kata Amran, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Amran menjelaskan Indonesia tidak melulu impor beras, melainkan juga mengekspor komoditi itu. Ia menyebutkan, Indonesia ekspor beras ke Italia, meski jumlahnya tidak banyak.
'"Ke Italia (ekspor) tapi masih kecil, baru pemanasan 134 ribu ton. Tahun ini kurang lebih 1.000 ton, ya beras khusus yaitu beras organik," tegas dia.
Baca Juga
Untuk stok cadangan beras nasional, Amran menuturkan terdapat 1,2 juta ton beras. Ia berkelit impor beras yang dilakukan pemerintah hanya untuk cadangan jika terjadi suatu bencana. Hingga saat ini, belum pernah sekalipun rakyat Indonesia makan beras impor.
"Saya kira produksi kita cukup kan. Mengapa? Sampai hari ini impor kita masih cadangan, dan sudah 14 bulan. 1 tahun pemerintahan kita belum makan beras impor," tutur Amran.
Impor sebagai opsi cadangan, lanjut Amran, diperlukan karena pemerintah tidak bisa menebak iklim pada 2016 ini. "Benar kata Pak Wapres itu cadangan, kita harus hati-hati karena iklim ini tidak bisa kita prediksi. Coba siapa yang bisa prediiksi iklim tahun ini? Ini terbesar sepanjang sejarah. Intensitasnya 2,4 persen. Kita harus hati-hati,' ungkap Amran.
Selain mengekspor beras ke Italia, Amran juga memamerkan sejumlah komoditas yang telah di ekspor ke Filipina yaitu kacang ijo dan jagung.
"Kalau sesuai data kami 400 ribu ton. Kalau bps 250 ribu ton, tahun lalu hanya 27 ribu-30 ribu ton. (Ekspor) ke Filipina. Artinya ada kenaikan luar biasa kan itu sudah 10 kali lipat ekspornya. Coba cek di BPS. Kemudian kita ekspor mangga, pineapple, tanya sekali-kali soal ekspor," tandas dia. (Alvin/NdW)