Liputan6.com, Jakarta - Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menilai rilis AirlinesRating.com yang menyebutkan 9 maskapai Indonesia masuk dalam kategori maskapai dengan tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan terburuk di dunia tidak kredibel dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Ketua Penerbangan Berjadwal INACA Bayu Sutanto mengatakan, penilaian ini karena situs AirlineRating.com memiliki keterkaitan dengan koran The West Australian yang disebut tidak kredibel dari sisi pemberitaan sehingga sulit untuk dipercaya.
"AirlinesRating.com itu yang keluarkan berafiliasi terhadap koran The west Australian. Koran itu sendiri tidak kredibel, bahkan perdana menterinya pernah bilang koran itu tidak bisa dipercaya isinya. Jadi rating itu tidak kredibel," ujar dia di Jakarta, Rabu (13/1/2016).
Selain itu, jika memang 9 maskapai Indonesia masuk ke dalam kategori dengan tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan terburuk di dunia lantaran tidak boleh terbang ke Uni Eropa, Bayu menilai masih banyak maskapai lain yang juga dilarang terbang ke Uni Eropa. Bahkan maskapai tersebut dinilai lebih buruk dari 9 maskapai Indonesia ini.
"Selain itu, 9 maskapai dari Indonesia itu kan semua masuk Uni Eropa banned, larangan terbang ke Eropa. Memang tiap tahun dikeluarkan larangan. Pertanyaannya, kenapa 9 dari Indonesia dan 1 Suriname. Kenapa tidak sebut maskapai dari Afganistan, Pantai Gading?" tutur dia.
Menurut Bayu, masih banyak maskapai dari negara lain yang dari sisi keamanan dan keselamatan di bawah maskapai-maskapai di Indonesia. Oleh sebab itu, dia berharap masyarakat tidak tercaya akan rating yang dikeluarkan AirlinersRating.com.
Baca Juga
"Daftar Uni Eropa banned di dunia kan ada 20 negara dan ada 228 maskapai‎. Kenapa yang dipilih dari 10 itu, 9 dari Indonesia? Masih ada maskapai lain lebih buruk lagi," tegas dia.
Seperti diketahui, AirlineRatings.com merilis setidaknya ada sembilan maskapai asal Indonesia yang masuk kategori maskapai dengan tingkat keselamatan dan kemanan penerbangan yang buruk. Adapun maskapai-maskapai itu adalah Batik Air, Citilink, Kal-Star Aviation, Lion Air, Sriwijaya Air, TransNusa, Trigana Air Service, Wings Air dan Xpress Air.
Laporan tersebut mengacu pada data 50 tahun terakhir, di mana terdapat 87 kecelakaan maskapai yang telah menewaskan tidak kurang dari 1.597 orang. Sementara dalam 10 tahun terakhir setidaknya ada 16 kecelakaan pesawat yang telah menewaskan 560 penumpang.
Sebenarnya laporan tersebut mengategorikan 10 maskapai yang memiliki tingkat keselamatan yang rendah. Setalah sembilan maskapai diisi dari Indonesia, satu maskapai dilengkapi dari Suriname, yaitu Bluewing Airlines.
AirlineRatings.com mengatakan, jika sebuah maskapai penerbangan memiliki kecelakaan yang melibatkan kematian penumpang dan awak pesawat, secara otomatis akan kehilangan bintang dari peringkat keselamatannya.
AirlineRatings.com dalam laporan tersebut telah mensurvei 407 maskapai di dunia. Maskapai yang menduduki paling atas dengan tingkat keselamatan terbaik adalah maskapai asal Australia, Qantas.
Sementara unutk 20 maskapai lainnya, yaitu American Airlines, Alaska Airlines, All Nippon Airways, Air New Zealand, Cathay Pacific Airways, Emirates, Etihad Airways, EVA Air, Finnair, Hawaiian Airlines, Japan Airlines, KLM, Lufthansa, Skandinavia Airline System, Singapore Airlines, Swiss, United Airlines, Virgin Atlantic dan Virgin Australia. (Dny/Nrm)*