Sukses

Harga Minyak Anjlok, Program Mandatori BBM Tetap Berjalan

Pemerintah juga tengah menyusun aturan yang membuat PT PLN (Persero) memperoleh subsidi jika menggunakan biodiesel.

Liputan6.com, Jakarta - Program mandatori campuran biodiesel pada bahan bakar minyak (BBM) jenis solar akan tetap berjalan meski harga minyak dunia terus turun. Itu karena pemerintah memiliki dana untuk menutup selisih antara harga BBM dan biodiesel sebagai bentuk subsidi.

"Walau harga crude terus turun, mandatori biodiesel jalan terus,” ‎kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana, seperti dikutip dari situs resmi Ditjen EBTKE di Jakarta, Rabu (13/1/2016).

‎Rida mengungkapkan, pihaknya bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah menggelar simulasi pemberian dana penutup ini. Simulasi yang dilakukan dengan menghitung kebutuhan dana subsidi biodiesel sebagai dampak fluktuasi harga minyak mentah dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

"Selama selisih harga minyak mentah dan CPO tidak terlampau jauh BPDPKS masih bisa menyubsidi," tutur dia.

Berdasarkan hasil hitungan itu, BPDPKS masih bisa menanggung subsidi hingga Rp 11,9 triliun. Hitungan ini dengan asumsi harga minyak mentah US$ 50 per barel, CPO US$ 600 per ton, dengan kurs Rp 13.400, ongkos angkut Rp 320, volume biodiesel 3,2 juta kiloliter (kl), dan proyeksi pendapatan Rp 9,5 triliun.

Sedangkan ‎saat ini, terdapat dana sekitar Rp 5 triliun di BPDPKS yang belum terpakai.‎‎ “Pada kondisi harga minyak mentah dan CPO saat ini, BPDPKS masih bisa menutup subsidi biodiesel,” jelasnya.

‎Karena itu Rida menegaskan, mandatori biodiesel akan terus dijalankan pemerintah. Bahkan, pihaknya tengah menyusun aturan yang membuat PT PLN (Persero) memperoleh subsidi jika menggunakan biodiesel.

Pada Rabu ini, harga minyak sempat menyentuh level di bawah US$ 30 per barel pada perdagangan intraday meskipun akhirnya mampu ditutup kembali di atas level US$ 30 per barel pada perdagangan Selasa. Pelemahan terus-menerus harga minyak tersebut terjadi karena kekhawatiran akan permintaan yang melemah di samping produksi yang terus dipompa.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,19 per barel atau 3,7 persen menjadi US$ 30, 22 per barel pada penutupan perdagangan. Dalam perdagang intraday, harga minyak WTI sempat menyentuh level US$ 29,93 per barel. Level tersebut pernah dicetak pada Desember 2003.

Sedangkan harga minyak Brent yang menjadi patokan harga global, turun 97 sen menjadi US$ 30,58 per barel. Penurunan tersebut mencapai 3,1 persen. Dalam perdagangan intraday, minyak Brent sempat menyentuh level US$ 30,34 per barel.(Pew/Nrm)



Video Terkini