Liputan6.com, Jakarta - PT Pindad (Persero) yang bekerjasama dengan Dislitbang TNI AL tengah mengembangkan senapan khusus bawah air yang dinamakan Senapan Serbu Bawah Air (SSBA). Kerjasama pengembangan ini sudah dilakukan sejak 2013.
Berfungsi untuk menembak di bawah air, menjadikan senapan ini memerlukan spesifikasi khusus. Selain bentuknya yang tidak terlalu besar, SSBA ini menggunakan peluru khusus. Untuk meningkatkan akurasi dan jarak tembak, SSBA menggunakan peluru berbentuk runcing memanjang layaknya jarum.
"Untuk senjata bawah air, pelurunya pun khusus. Konsep bawah air itu beda dengan tahan air," kata Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (14/1/2016).
Baca Juga
Baca Juga
SSBA didesain dengan menggunakan laras licin, pelor (proyektil) meluncur lurus karena efek Hidrodinamik, sehingga senapan ini akan mempunyai tingkat akurasi yang baik hanya jika digunakan di dalam air.
Advertisement
Namun jika digunakan di darat tingkat akurasi yang kurang baik, namun sejelek-jeleknya SSBA masih mampu di radius target 20-30 cm pada jarak 25 meter.
Secara lebih detail proyektil pluru SSBA berbentuk jarum dengan diameter 5,66 mm dan panjang 120 mm (kaliber 5,66x150 mm) dengan berat peluru sekitar 26 gram. Tingkat akurasi akan menurun dengan bertambahnya kedalaman, ini karena semakin dalam, tekanan air semakin besar.
Mengenai spesifikasi jarak tembak di dalam air, untuk kedalaman 5 meter, SSBA mampu menembak akurat dengan jarak 30 meter, sementara untuk kedalaman 20 meter jarak tembak efisien hanya 20 meter, sedangkan untuk kedalaman 40 meter maka jarak tembak efektif hanya 10 meter.
Senapan menggunakan system gas operated, pembidikan menggunakan pisir-pejera dan model tembakan adalah semi-otomatis (1-1) dan full-otomatis. SSBA dirancang untuk memenuhi target tembakan efektif menembus pakaian dan masker wajah dengan masker acrilic ketebalan 5 mm.
Senapan peluru jarum ini dibuat demi mendukung pasukan khusus TNI, dimana TNI AL dengan Prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), dan Pasukan Intai Amfibi (Taifib).
Seama ini pasukan khusus TNI tersebut masih dibekali oleh senapan buatan Rusia yang bernama APS (Avtomat Podwodnyy Spetsialnyy). Senapan bawah air Rusia ini pertama kali dikenalkan pada 1975. Namun sampai sekarang APS masih menjadi andalan beberapa pasukan khusus di masing-masing negara. (Yas/Ndw)