Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah terus terjun ke level terendah sejak 2003 atau 12 tahun. Ikatan Ahli Teknis Perminyakan Indonesia (IATMI) menyatakan penurunan harga minyak dunia akan berlangsung lama. Ini disebabkan oleh melimpahnya pasokan.
Dewan Pakar IATMI ‎ Benny Lubiantara mengungkapkan, pembentukan harga minyak dunia dipengaruhi oleh dua faktor dominan, yaitu pasokan dan kebutuhan. Saat ini, penurunan harga minyak menyentuh level di bawah US$ 30 per barel. Banjirnya pasokan shale oil Amerika Serikat menekan harga minyak ke level terndah.
"Harga minyak naik turun, pemicu utamanya kan dua, supply dan demand (pasokan dan permintaan)," kata Benny, dalam acara diskusi bertajuk Indonesian Oil and Gas Industry - The Challenges Ahead di City Plaza, Jakarta, Rabu (13/1/2015).
Advertisement
Â
Baca Juga
‎Sebelumnya harga minyak dunia juga sempat anjlok. Pada 2001 harga minyak turun karena pelemahan ekonomi dan 2008 juga turun karena krisis keuangan global juga penurunan permintaan.
Benny menuturkan, jika harga minyak anjlok karena faktor permintaan, kemungkinan pemulihan harga akan berlangsung cepat. "Kalau pemicunya adalah permintaan, akan cepat," tuturnya.
Lain halnya dengan penurunan harga minyak yang pernah terjadi di era 1980-an. Penurunan tersebut disebabkan oleh melimpahnya pasokan dari negara baru penghasil minyak. Karena itu, kondisi harga sulit kembali pulih.
"Tahun 1980 turun karena supply muncul, pemain baru Rusia, Kanada, dunia jadi kelebihan pasojan. Arab mengurangi produksi tapi malah jadi korban," tuturnya.
"Di sini pemulihannya lama. Nah sekarang isunya sama persis karena ada kelebihan pasokan sehingga harga drop. Ini dikhawatirkan tidak bisa pulih dengan cepat," tutupnya. (Pew/Zul)
Â