Sukses

Korea Selatan Promosikan Bawang Goreng Buatan Palu

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) terus mendorong kerjasama antara UKM lokal dengan perusahaan besar asing.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) terus mendorong kerjasama antara UKM lokal dengan perusahaan besar asing. Salah satu negara yang perusahaannya banyak bekerjasama dengan UKM Indonesia yaitu Korea Selatan melalui program One Village One Product (OVOP).

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta mengatakan,‎ selama ini telah ada 7 perusahaan besar asal negeri ginseng yang memberikan pelatihan kualitas sekaligus kerjasama dagang dengan UKM lokal. Salah satunya Samsung yang memberikan pelatihan kerajinan kain tenun.

"‎OVOP itu tidak banyak yang kita biayai, karena kita kerjasama dengan negara lain. Seperti dengan Korea, mereka komitmen ada 500 produk (yang dikembangkan) sampai (tahun) 2020. Mereka komitmennya konkrit. Mereka akan lihat mana yang akan mereka kawal," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/1/2015).

Selain Samsung, perusahaan asal Korea yang terlibat dalam program OVOP ini antara lain CJ untuk produk gula, Hana Bank untuk produk kerajinan, Lotte Mart untuk produk kopi, lidah buaya dan lain-lain, serta Qoo10 untuk bawang goreng.

"Qoo10 itu merupakan perusahaan e-marketing kedua terbesar, mereka kawal bawang goreng dari Palu. Mereka kawal sesuai dengan masalah yang dihadapi masing-masing UKM-nya. Misalnya bermasalah dari sisi packaging, atau marketnya belum bagus, mereka akan bantu promosikan‎. Budget kita tidak tahu karena dari mereka‎," kata dia.

Selain dengan Korea Selatan, UKM lokal juga bekerjasama dengan perusahaan Jepang. Terutama UKM di sektor komponen ‎otomotif. Pada tahun lalu, lanjut Wayan, sudah ada 50 perwakilan UKM yang dikirim ke Jepang untuk belajar soal industri komponen otomotif.

"Di sektor otomotif ini dengan Jepang. Ini bukan kita yang kirim ke sana, tapi dibiayai oleh pemerintah Jepang. Kami bekerjasama sejak 2014 lalu membangun kerjasama UKM dengan Jepang. Tahun lalu 50 UKM yang dikerjasamakan. Mereka targetkan 100 UKM selama 5 tahun," jelasnya.

Wayan menjelaskan, setiap perusahaan asing ini memiliki tujuan masing-masing dalam menjalin kerjasama dengan UKM lokal. Ada yang demi kepentingan menjaga pasar di Indonesia, ada juga yang berlatarbelakang balas budi pada Indonesia.

"Kenapa mereka mau?‎ Misalnya Jepang, mereka punya kepentingan pasar, prinsipal otomotif terbesar di sini itu kan Jepang. Kemudian Korea, mereka‎ itu punya sejarah bagus dengan Indonesia. Ketika merdeka, kita bantu mereka dalam perang dengan Korea Utara. Mereka ingin balas budi dengan Indonesia. Itu yang saya dengar dari perwakilan pemerintah korea. Mereka mau menyisihkan keuntungannya untuk membantu Indonesia," tandasnya. (Dny/Zul)