Sukses

Dampak Ledakan di Sarinah Terhadap Ekonomi

Empat pusat perbelanjaan ditutup untuk memberikan keamanan akibat ledakan di Sarinah.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pelaku pasar keuangan menantikan pengumuman suku bunga acuan/BI Rate pada Kamis 14 Januari 2016, masyarakat Jakarta dikejutkan dengan ledakan yang terjadi di Sarinah, Jakarta Pusat.

Ada enam ledakan yang terjadi di depan Starbucks, dekat pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat. Berdasarkan surat edaran dari Polda Metro Jaya, kejadian ledakan tersebut terjadi pada pukul 10.00 WIB yang berasal dari bom rakitan.

Akibat ledakan itu membuat kondisi Jakarta dinyatakan berstatus siaga I. Status tersebut diberlakukan sejak pukul 11.00 WIB tadi. Kondisi tersebut berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan. Hal ini tentu berdampak terhadap kegiatan ekonomi dan pasar keuangan.

Sejumlah pusat perbelanjaan pun harus ditutup untuk mengantisipasi kejadian ledakan bom yang terjadi di Jakarta. Bahkan pusat perbelanjaan seperti Tangerang pun harus dijaga ketat.

Tak hanya itu, efek dari ledakan di Sarinah sempat membuat nilai tukar rupiah semakin tertekan ke level 13.900 per dolar Amerika Serikat (AS). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun sempat melemah 1,72 persen.

Mal Tutup Akibat Bom Sarinah

Suasana di pusat perbelanjaan Smart Club di Tangerang, Banten, (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat menuturkan, pihaknya telah menginstruksikan semua mal di Jakarta untuk meningkatkan keamanan menyusul ledakan di Sarinah.

Ellen mengatakan, pihaknya sudah meminta semua anggota untuk siaga satu. Para petugas keamanan berpakaian biasa pun diminta untuk diterjunkan untuk memberi keamanan dan kenyamanan.

Akibat peristiwa tersebut, dari 78 mal yang di Jakarta, setidaknya ada empat mal yang menutup sementara kegiatan operasionalnya. Keempat mal itu antara lain Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Senayan City dan Arion. Keputusan tersebut diambil untuk keamanan.

Ellen mengatakan, penutupan kegiatan operasional tersebut akan merugikan pengelola mal dan tenant-tenant atau penyewa di keempat mal itu. "Omzet per hari hilang, jadi akan ada kerugian ekonomi," ujar dia.

IHSG dan Rupiah Sempat Tertekan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kejadian ledakan di Sarinah pun berimbas terhadap pasar modal dan keuangan Indonesia. Nilai tukar rupiah dibuka melemah 22 poin ke level 13.857 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis pagi ini dari penutupan perdagangan Rabu 13 Januari 2016 di level 13.835 per dolar AS.

Rupiah pun semakin tertekan terhadap dolar AS pada pukul 10.50. Nilai tukar rupiah sempat berada di level 13.910 per dolar AS padahal sebelumnya pukul 10.35, rupiah masih bergerak di kisaran 13.837 per dolar AS.  Dolar AS pun makin perkasa terhadap rupiah ke level 13.981. Sepanjang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.821-13.981.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pihaknya akan berupaya menjaga pasar tetap tenang usai ledakan bom di Sarinah tersebut.

Pelemahan rupiah dan IHSG yang terjadi, Bambang menilai hanya sementara. Pemerintah akan tetap menjaga fundamental ekonomi.

"Saya pikir pelemahan ini temporer. Yang paling penting kita tetap punya fundamental makro yang kuat untuk dapat mengembalikan kondisi temporer ini ke kondisi yang normal," ujar Bambang.

Hal senada dikatakan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung. Ia menilai tidak ada alasan untuk pasar keuangan Indonesia terus tertekan karena ledakan bom.

Pengunjung memfoto pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta,  Jumat (27/11). Bursa saham Indonesia kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terkena sentimen negatif ledakan tersebut meski sesaat. IHSG memang cenderung tertekan sejak awal perdagangan saham.

IHSG dibuka merosot 51,66 poin atau 1,14 persen ke level 4.484 terkena sengatan negatif bursa saham global. Tekanan IHSG pun berlanjut hingga terjadinya ledakan di Sarinah. IHSG melemah 1,72 persen ke level 4.459 pada penutupan sesi pertama perdagangan saham.

Akan tetapi, pelemahan IHSG menjadi terbatas lantaran ada dorongan dari suku bunga acuan turun 25 basis poin menjadi 7,25 persen. IHSG pun melemah 23,99 poin ke level 4.513.

Diharapkan Tak Pengaruhi Investasi

lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengharapkan ledakan terjadi tak menggoyahkan minat investasi pada penanaman modal di Indonesia. Hal itu mengingat Indonesia bukan negara sasaran terorisme.

"Mudah-mudahan tidak ada pengaruh. Gelombang serangan ini tak terjadi di kita saja. Kita ini negara yang di luar konflik. Jadi kalau dibilang akan berpengaruhu pada investasi saya rasa tidak," ujar Hariyadi.

Hariyadi yakin Indonesia masih menarik bagi investor walau terjadi ledakan. Ia mengharapkan aparat keamanan sigap mengambil langkah pengamanan.

Hariyadi menilai, kejadian ledakan tersebut akan berdampak ke bisnis ritel. Masyarakat khawatir datang ke mal. "Orang yang akan takut ke mal. Jadi ritel yang kena, tapi investasi secara keseluruhan tidak ada," kata Hariyadi. (Ahm/Gdn)