Sukses

Teror Bom Tak Pengaruhi Aktivitas Perdagangan dan Pariwisata

Pemerintah mengapresiasi langkah penanganan teror bom sehingga korban yang berjatuhan lebih sedikit dibanding negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, serangan bom di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat diyakini tak akan menggangu aktivitas ekonomi Indonesia, seperti kegiatan perdagangan dan pariwisata.

Pemerintah mengapresiasi langkah penanganan teror bom sehingga korban yang berjatuhan lebih sedikit dibanding negara lain.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, ‎Sasmito Hadi Wibowo usai Konferensi Pers Neraca Perdagangan mengungkapkan, dampak ledakan bom tidak akan berpengaruh besar terhadap perdagangan Indonesia dengan negara lain. Dampak yang akan timbul, diakuinya hanya akan bersifat sementara.

"Diharapkan bom Thamrin tidak akan mengganggu perdagangan, jangan khawatir lah. Karena perjanjian dagang kan bukan cuma sesaat tapi ada prosesnya. Trennya paling sementara kalaupun ada gangguan, misalnya di Februari. Tapi kan Februari, bulaan pendek (jumlah hari sedikit), jadi kalaupun rendah (nilai perdagangan) bukan berarti karena bom Thamrin," ujar dia di Jakarta, Jumat (15/1/2016).


‎Begitupula dengan imbasnya ke sektor pariwisata. BPS mengapresiasi kerja aparat keamanan yang mampu menyisir teror bom di kawasan Thamrin.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung meninjau lokasi pemboman dan memerintahkan peningkatan keamanan.

"Pemerintah sigap ya, bandara-bandara langsung meningkatkan keamanan, sehingga memberi persepsi baik bagi turis, jadi merasa aman. Penyelesaiannya juga cepat sekali, sehingga korbannya relatif sangat sedikit dibanding negara lain, seperti teror bom di Paris, Turki. Sehingga tidak terlalu mengganggu ekonomi kita," terang Sasmito.

‎Paska ledakan bom, Sasmito mengimbau, Kementerian terkait untuk tetap mensosialisasikan informasi mengenai situasi keamanan di Indonesia terkendali, pusat-pusat wisata di seluruh pelosok Negara ini aman kepada calon wisatawan mancanegara.

"Jadi informasi tersebut dapat memberi citra baik, bahwa Indonesia mampu menanganinya dengan baik," katanya.(Fik/Nrm)