Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha hotel dan restoran mengaku tidak khawatir soal keamanan dan adanya teror susulan pasca terjadinya insiden ledakan bom di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 Januari 2016 lalu.
Â
Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)‎ Haryadi Sukamdani mengatakan, belajar dari pengalaman sebelumnya di mana ancaman bom biasanya menyerang area publik seperti hotel dan ‎pusat perbelanjaan, anggota PHRI telah menerapkan standar pengamanan secara ketat untuk menghindari insiden semacam ini.
"Kita ada peningkatan pengamanan di hotel, seperti mal saja, kita kan juga area terbuka," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Sabtu (16/1/2016).
Haryadi menjelaskan, untuk meningkatkan standar keamanan di hotel dan restoran, bahkan ‎pihaknya telah bekerja dengan kepolisian untuk pelatihan pihak keamanan hotel dan restoran. Bahkan di daerah pariwisata yang banyak dikunjungi warga negara asing seperti Bali, ada sertifikasi khusus untuk hotel yang telah memenuhi standar keamanan.
Baca Juga
"Pengamanan kita ada standarnya dan kerjasama dengan kepolisian. Baru dua hari lalu kita bertemu dengan Kapolri, untuk meningkatkan keamanan dengan melatih pihak keamanannya. Di Bali bahkan dikeluarkan sertifikat hotel-hotel yang memenuhi standar keamanan," ‎jelasnya.
Meski demikian, ‎lanjut‎ Haryadi, pihaknya tetap menghimbau kepada seluruh pengelola hotel dan restoran di Indonesia untuk selalu waspada. Selain itu, tamu hotel khususnya warga negara asing juga diminta tidak khawatir akan keamanannya.
"Kita harapkan juga tamu kita lebih waspada lagi. Dan kita juga tetap harus tingkatkan kewaspadaan‎," tandasnya. (Dny/Ndw)