Liputan6.com, Jakarta - Indonesia hingga saat ini belum mampu menyaingi Singapura dan Hong Kong yang menjadi surga belanja bagi wisatawan asing. Padahal, selain wisata alam, Indonesia punya potensi besar menjadi negara tujuan wisata belanja.
Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan Indonesia sulit menjadi negara tujuan wisata belanja karena belum baiknya sistem pengembalian pajak (tax refund) seperti yang telah diterapkan oleh Singapura dan Hong Kong.
"Kita tidak bisa bersaing karena sistem pajak kita tidak terlalu bagus. Kamu beli barang misalnya Rp 10 ribu, kena tax 10 persen sudah Rp 1.000. Bagi ibu-ibu, Rp 1.000 saja sudah jadi masalah. Mereka bisa pindah ke toko sebelahnya. Apalagi kalau uS$ 1.000," ujarnya di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Baca Juga
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina mengatakan untuk mendorong wisata belanja di dalam negeri perlu ada keringanan pajak bagi wisatawan mancanegara. Penerapan kebijakan ini terbukti berhasil menjadikan Singapura menjadi surga belanja di kawasan Asia.
"Maksudnya itu kan ini supaya bersaing. Kalau misalnya orang bisa belanja ke Indonesia. Kan, kalau kita belanja di luar negeri tax-nya dikembalikan. Maunya kita bisa terapkan hal sama," kata dia.
Meski demikian menurut Srie, peran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sangat penting dalam penerapan kebijakan ini. Pasalnya, pungutan pajak tersebut berkaitan dengan Direktor Jenderal Pajak yang berada di Kemenkeu.
"Ini usulan baik. Ini bukan urusan Kemendag saja tapi Kemenkeu, dan sebagainya. Supaya Indonesia bisa dipersamakan dengan negara-negara yang menerapkan itu," ia menandaskan. (Dny/Gdn)