Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani memastikan insiden ledakan bom yang terjadi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1/2016) tidak berdampak pada tingkat hunian (okupansi) hotel pada bulan ini.
"Kecil sekali dampaknya, semua aktifitas di dunia pariwisata dan perhotelan berjalan lancar tidak ada apa-apa," ujarnya di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Dia mengakui, di hari saat terjadinya teror bom memberikan dampak pada hotel di sekitar lokasi ledakan. Namun bukan berupa penurunan okupansi tetapi pembatalan sejumlah aktifitas yang biasanya digelar di hotel seperti rapat.
"Pada hari H juga tidak turun (okupansinya). Yang turun hanya event seperti rapat-rapat dibatalkan, karena yang mau rapat tidak jadi datang karena jalanan ditutup,"kata dia.
Baca Juga
Namun demikian, hal tersebut tidak berlangsung lama karena pada hari berikutnya semua aktifitas telah kembali normal.
"Pembatalan turis mencatat tidak ada sesuatu yang cukup menarik perhatian. Kalau ada pembatalan sangat kecil dan lebih pada alasan pribadi," lanjut Haryadi.
Dia bahkan memprediksi tingkat okupansi hotel pada bulan ini lebih baik jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Hal tersebut didorong oleh belanja pemerintah digenjot sejak awal tahun.
"Bahkan tahun ini untuk Januari lebih baik dari 2015. Dibanding Januari 2014, okupansi bulan ini naik 5 persen, karena tahun ini proyek-proyek pemerintah sudah jalan. Jadi eksekusi APBN sudah berjalan mulai dari awal Januari. Ini yang menggerakan okupansi hotel di bulan ini," tandas dia.(Dny/Nrm)
Advertisement