Liputan6.com, Jakarta - Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menargetkan volume transaksi multilateral mencapai 1,5 juta lot pada tahun ini. Angka tersebut meningkat dari realisasi 2015 sekitar 700 ribu lot.
Direktur Utama BBJ Stephan‎us Paulus Lumintang mengatakan, pada tahun lalu transaksi multilateral ditargetkan 600 ribu lot. Dengan raihan 700 ribu lot maka target terlampaui.
Dia mengaku BBJ akan fokus di tiga sektor yakni kopi, kakao dan emas.‎ "Masih bisa, karena futures tidak related sepenuhnya dengan fisik," kata dia di Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Dia mengatakan, porsi paling besar terdiri dari kopi hampir 45 persen.
Direktur Utama BBJ Stephan‎us Paulus Lumintang mengatakan, pada tahun lalu transaksi multilateral ditargetkan 600 ribu lot. Dengan raihan 700 ribu lot maka target terlampaui.
Dia mengaku BBJ akan fokus di tiga sektor yakni kopi, kakao dan emas.‎ "Masih bisa, karena futures tidak related sepenuhnya dengan fisik," kata dia di Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Dia mengatakan, porsi paling besar terdiri dari kopi hampir 45 persen.
Baca Juga
Sementara Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sutriono Edi mengatakan upaya memperkuat industri perdagangan berjangka komoditi akan melalui tiga fokus.
Â
Ketiga fokus tersebut yakni peningkatan transaksi multilateral, peningkatan integrasi perdagangan berjangka komoditi dan peningkatan iklim usaha yang kondusif.
"Tiga fokus itu mendukung agar komoditi ekspor utama Indonesia yang diperdagangan di bursa berjangka dapat menjadi referensi harga internasional," ujar dia.
Dia juga mengatakan untuk mendorong perdagangan berjangka komoditi akan meningkatan peran pialang.
"Nanti dibikin satu standar kompentensi wakil pialang, keahlian di perdagangan harus bagaimana, ada standar tertentu diikuti, kalau perlu ada ujiannya. Kita lihat negara lain seperti apa. Paling nggak standar dilaporkan di badan standardisasi," tandas dia.(Amd/Nrm)
"Tiga fokus itu mendukung agar komoditi ekspor utama Indonesia yang diperdagangan di bursa berjangka dapat menjadi referensi harga internasional," ujar dia.
Dia juga mengatakan untuk mendorong perdagangan berjangka komoditi akan meningkatan peran pialang.
"Nanti dibikin satu standar kompentensi wakil pialang, keahlian di perdagangan harus bagaimana, ada standar tertentu diikuti, kalau perlu ada ujiannya. Kita lihat negara lain seperti apa. Paling nggak standar dilaporkan di badan standardisasi," tandas dia.(Amd/Nrm)