Sukses

Meski Harga Anjlok, Ekspor CPO RI Naik 21% Jadi 26,4 Juta Ton

Kenaikan ekspor CPO di 2015 mencapai 21 persen dibanding 2014.

Liputan6.com, Jakarta ‎Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan ekspor crude palm olil (CPO) pada 2015 lalu mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ekspor CPO di 2015 mencapai 21 persen dibanding 2014.

‎Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan ‎total ekspor CPO dan turunannya pada 2015 mencapai 26,4 juta ton, naik dibandingkan dengan total ekspor pada 2014 yang sebesar 21,76 juta ton.

"Kalau angka produksi CPO dan turunannya pada tahun lalu mencapai 32,5 juta ton, itu termasuk biodiesel dan olechemical. Angka produksi ini naik 3 persen dibandingkan total produksi tahun 2014 yang hanya mencapau 31,5 juta ton," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/1/2016).

Meski volume ekspornya meningkat, namun secara nilai mengalami penurunan. Joko menjelaskan, nilai ekspor CPO sepanjang 2015 hanya sebesar US$ 18,64 miliar atau turun 11,67 persen jika dibandingkan 2014 mampu mencapai US$ 21,1 miliar.

"Hal ini karena penurunan harga minyak sawit di pasar global," kata dia.

Joko mengungkapkan, harga rata-rata CPO pada tahun lalu bahkan tidak mampu menembus angka US$ 700 per metrik ton. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, harga CPO mampu menembus US$ 1.000 per metrik ton, bahkan pernah sampai US$ 1.200 per metrik ton.

"Harga rata-rata CPO 2015 hanya berada di angka US$ 614,2 per metrik ton. Harga rata-rata ini turun sebesar 25 persen dibandingkan dengan harga rata-rata pada 2014 yang sebesar US$ 818,2 per metrik ton," lanjutnya.

India, Negara Uni Eropa dan China masih merupakan pengimpor ter‎besar minyak sawit dari Indonesia. Sepanjang 2015, volume ekspor minyak sawit Indonesia ke India menjadi 5,8 juta ton atau naik 15 persen dibandingkan tahun lalu 5,1 juta ton. Sementara ekspor ke negara-negara Uni Eropa mencapai 4,23 juta ton, dan ini menunjukan kenaikan sekitar 2,6 persen dibandingkan dengan volume ekspor tahun lalu.
China secara mengejutkan mencatatkan kenaikan permintaan minyak sawit sepanjang 2015 sebesar 64 persen atau dari 2,43 juta ton pada 2014 meningkat menjadi 3,99 juta ton pada 2015.

"Peningkatan permintaan minyak sawit yang cukup signifikan sepanjang 2015 dibukukan oleh Amerika Serikat sebesar 59 persen atau mencapai 758,55 ribu ton dibandingkan tahun lalu hanya 477,23 ribu ton. Hal ini diikuti oleh Pakistan yang membukukan kenaikan 32 persen atau dari 1,66 juta ton pada 2014 meningkat menjadi 2,19 juta ton di 2015," tandasnya.