Sukses

Mandatori B20 Kurangi Emisi Karbon 10 Juta Ton

Penerapan B20 juga memberi manfaat lain, yaitu peningkatan diservikasi energi untuk ketahanan energi.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit mencatat dengan adanya aturan yang mengharuskan produsen bahan bakar minyak (BBM) mencampur 20 persen biosolar pada BBM jenis solar (B20) bakal mengurangi emisi CO2 sebanyak 18 juta ton.

Direktur Utama BPDP Sawit, Bayu Krisnamurthi mengatakan, pencampuran minyak sawit pada solar membawa banyak manfaat. Salah satunya adalah mengurangi emisi.

"Jika dilakukan program biodiesel, terjadi pengurangan emisi CO2 dibandingkan penggunaan fosil fuel, Emisi CO2 yang bisa dikurangi jika diterapkan B20 biodiesel sawit mencapai 18 juta ton," kata Bayu, di kantor BPDP, Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Bayu mengungkapkan, data ilmiah menunjukan per hektare perkebunan sawit yang terdapat 120 pohon mampu menyerap sekitar 12 ton CO2 per tahun. Artinya, pada 2015, seluruh perkebunan sawit Indonesia telah menyerap 136,8 juta ton CO2. 

"Bersamaan dengan itu, pada 2015 seluruh perkebunan sawit tersebut‎ juga menyumbang 438 juta ton oksigen," tuturnya.

Penerapan B20 juga memberi manfaat lain, yaitu peningkatan diservikasi energi untuk ketahanan energi dan mengurangi impor BBM hingga 6,9 juta Kiloliter (KL) dan menghemat devisa US$ 2 miliar. "Dari ini biodisel memberi manfaat lebih luas, dibanding pengembangan biodiesel sendiri‎," tutup Bayu.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan bahwa program mandatori campuran biodiesel pada BBM jenis solar akan tetap berjalan meski harga minyak dunia terus turun. Itu karena pemerintah memiliki dana untuk menutup selisih antara harga BBM dan biodiesel sebagai bentuk subsidi. "Walau harga crude terus turun, mandatori biodiesel jalan terus,” ‎katanya.

Rida mengungkapkan, pihaknya bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah menggelar simulasi pemberian dana penutup ini. Simulasi yang dilakukan dengan menghitung kebutuhan dana subsidi biodiesel sebagai dampak fluktuasi harga minyak mentah dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). 

"Selama selisih harga minyak mentah dan CPO tidak terlampau jauh BPDPKS masih bisa menyubsidi," tutur dia. (Pew/Gdn)