Sukses

Citigroup: Ekonomi Dunia Berada di Tepi Jurang Resesi

Citigroup memotong ramalan pertumbuhan ekonomi globalnya menjadi 2,7 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi dunia sedang berada di tepi jurang resesi. Hal ini diungkap oleh Citigroup dalam pengamatannya terhadap kondisi ekonomi dunia saat ini. Stimulus bank sentral yang melemah serta menurunnya ekonomi China membuat kondisi perekonomian semakin memburuk.

Melansir CNBC, Jumat (22/1/2016), Citigroup memotong ramalan pertumbuhan ekonomi globalnya menjadi 2,7 persen. Bank ini juga memangkas prospek pasar untuk beberapa negara besar seperti AS, Inggris dan Kanada, serta beberapa pasar negara berkembang termasuk Rusia, Afrika Selatan, Brasil dan Meksiko.

Citi menyediakan pertumbuhan untuk Cina pada 2016 dengan memotong 0,2 persen poin ke level 6 persen pada 2017.

"China telah mengalami perlambatan ekonomi selama bertahun-tahun dan akan terus melambat dalam beberapa waktu ke depan. Data resmi yang dikeluarkan sangat melebih-lebihkan tingkat pertumbuhan yang sebenarnya, namun bagaimanapun itu, saya pikir kami juga akan kehilangan beberapa persen dari pertumbuhan, " tutur Willem Buiter, kepala ekonom di Citigroup dalam perhelatan World Economic Forum di Davos, Swiss.

“Walaupun kondisi ini belum masuk ke dalam skala resesi yang besar, hal ini sudah menjadi resesu yang berkelanjutan sehingga dapat berdampak pada penekanan harga komoditas,” tambah dia.

Pertumbuhan ekonomi global pada nilai tukar saat ini melambat 2,3 persen pada kuartal IV 2015. Laporan bank mengungkap hal ini sesuai dengan dua persen year-on-year yang disesuaikan dengan pertumbuhan nilai produk domestik bruto (PDB) China.

Data tentang pertumbuhan ekonomi China dikabarkan sering dilebih-lebihkan, walaupun begitu efek dari pelemahan ekonomi China tetap terasa. Negara tersebut dikabarkan memiliki tingkat pertumbuhan 6,9 persen pada tahun 2015.

Citi mengungkap pertumbuhan global akan meningkat pada kuartal depan akibat menurunnya harga minyak dunia yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen di negara maju. (Vna/Ahm)