Liputan6.com, Malang - Bulog Sub Divre Malang Raya terus melakukan operasi pasar untuk mencukupi kebutuhan beras di Malang, Jawa Timur. Operasi Pasar ini dilakukan untuk mencegah kenaikan harga beras atau menjaga harga beras tetap stabil.Â
Kepala Bulog Sub Divre Malang Raya, Arsyad mengatakan, sebanyak 7 ton hingga 10 ton digelontorkan oleh Bulog dalam operasi pasar setiap harinya. Beras yang dijual merupakan beras kualitas premium dengan harga Rp 8.100 per kilogram (kg). harga tersebut lebih murah dibanding harga beras kualitas serupa di pasar yang ada di kisaran Rp 9.500 per kg.
"Pantauan kami harga beras sudah naik antara Rp 100 per kg hingga Rp 200 per kg. Karena itu operasi pasar kami lakukan agar kenaikan harga beras tak terus naik tinggi," kataArsyad di Malang, Jumat (22/1/2016).
Baca Juga
Arsyad menduga kenaikan harga beras saat ini disebabkan oleh banyak daerah yang belum masuk panen raya. Akibatnya, pasokan beras dari petani sedikit berkurang, sementara konsumsi tetap tinggi. Musim panen diperkirakan mulai terjadi Februari nanti. "Pasokan beras dari petani masih sedikit, ini yang membuat harga merangkak naik sedikit demi sedikit," ucap Arsyad.
Ia menambahkan, operasi pasar digelar di pasar tradisional dan dekat pemukiman dan terus berganti titik setiap harinya. Operasi baru dihentikan jika harga beras dirasakan telah stabil. "Operasi pasar baru kami hentikan kalau harga sudah stabil, mungkin itu di akhir bulan atau awal Februari nanti," ujar Arsyad.
Stok beras di gudang Bulog Sub Divre Malang Raya saat ini sebanyak 15 ribu ton. Ketersediaan ini diperkirakan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat hingga 3 bulan ke depan. Serapan beras di Bulog Malang sendiri untuk tahun lalu sangat rendah. Dari target sebanyak 50 ribu ton hanya terealisasi 48 ribu ton. Untuk 2016 ini serapan ditarget sebanyak 60 ribu ton.
Sebelumnya, Bulog telah mengimpor beras dari Vietnam sebanyak 1,5 juta ton secara bertahap. Beras impor tersebut untuk memenuhi kebutuhan sampai Maret jika musim hujan berlanjut.
Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, ‎mengatakan dari 1,5 juta ton, beras impor dari Vietnam yang masuk ke Indonesia sekitar 700 ribu ton pada 2015 lalu Sedangkan sisanya, yakni 800 ribu ton, datang membanjiri negara ini hingga periode Maret 2016.
Djarot mengaku impor beras 1,5 juta ton diprediksi cukup memenuhi kebutuhan hingga musim panen raya di periode Maret-April 2015. Syaratnya tidak lagi ada kekeringan dan musim hujan berlanjut.
"Dari perhitungan sementara kuota impor beras cukup. Kami jaga terus, juga didukung ada sedikit panen, impor jalan terus. Yang penting tidak terjadi lagi kekeringan," kata dia. (Zainul Arifin/Gdn)