Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara meminta pemerintah transparan terkait harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) saat ini. Keterbukaan informasi lain diharapkan mengenai keuntungan pemerintah dari penurunan harga minyak dunia.
Â
"Kami minta pemerintah transparan soal harga yang sebenarnya, harga keekonomian BBM berapa saat ini. Masyarakat perlu diberi pemahaman, kalau harga minyak dunia US$ 27-28 per barel, harga MOPS nya berapa, biar tidak miss," ujar Marwan di kantornya, Jakarta, Minggu (24/1/2016).Â
Â
Ia pun meminta kepada pemerintah untuk membuka secara jelas keuntungan yang sudah diperoleh dari anjloknya harga minyak dunia sampai dengan saat ini.
Baca Juga
Keuntungan tersebut, tambah Marwan, perlu dikembalikan ke masyarakat dengan cara lain supaya informasi ini dapat diketahui secara jelas sehingga tidak ada pikiran negatif dari masyarakat.Â
Â
"Berapa sebetulnya untung yang diperoleh, lalu akulumasinya sampai sekarang berapa. Pemerintah juga perlu membuat pernyataan bahwa uang itu akan dikembalikan kepada masyarakat, misalnya untuk antisipasi saat harga minyak dunia naik lagi di atas US$ 40-US$ 60 per barel," jelas Marwan.Â
Â
Menurutnya, harga minyak dunia berpotensi kembali terkerek naik di atas US$ 40 dalam kurun waktu satu sampai dua tahun. Itu artinya, penurunan harga minyak internasional hanya sementara. Alasannya, kenaikan harga minyak ke depan akan didorong penurunan suplai.Â
Â
"Sekarang ini eksploitasi minyak banyak dibatalkan, sehingga produksinya bakal turun dalam beberapa bulan ke depan, bukan sekarang ini. Sebab saat ini pasokan minyak berlebih akibat dibukanya kembali embargo sanksi Iran sehingga produksi minyak 400 ribu barel per hari. Tapi kelebihan produksi itu sudah diperhitungkan," terangnya. (Fik/Ndw)