Liputan6.com, Jakarta Salah satu produsen minyak terbesar dunia, Arab Saudi menolak untuk memangkas produksi minyaknya demi mendongkrak harga minyak dunia. Hal ini dikatakan Presiden Direktur Saudi Aramco dalam perhelaan World Economic Forum di Davos.
“Kami tidak akan menghentikan produksi minyak kami demi menyediakan tempat bagi produsen lain,” tutur Khalid al- Falih seperti dilansir dari CNN, Senin (25/1/2016).
Baca Juga
Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa selama ini Arab Saudi telah berperan sebagai penyeimbang dalam pasar minyak dunia. Negaranya telah banyak berkontribusi dalam krisis finasial dan ketika kondisi minyak bergejolak. Namun kali ini Arab tidak akan ikut andil dalam menyelesaikan permasalahan produksi berlebihan yang sedang terjadi.
Advertisement
“Arab Saudi tidak pernah menganjurkan akan mengambil satu-satunya peran penyeimbang pasar terhadap ketidakseimbangan struktural. Jika ada penyesuaian yang harus dilakukan untuk meningkatkan harga pasar, maka Arab Saudi akan mengikuti,” lanjutnya.
Harga minyak ambruk ke level US$ 27 per barel dari yang sebelumnya mencapai US$ 100 per barel dalam 18 bulan terakhir. Arab Saudi telah mengeluarkan dana tidak sedikit demi menanggulangi defisit yang terjadi.
Pemerintah juga terus mengumumkan serangkaian langkah-langkah penghematan untuk meningkatkan pendapatan. Negara ini bahkan menaikkan harga bahan bakar hingga 50%.
Namun negara terus memompa kokoh produksinya demi melindungi pangsa pasarnya yang kini telah menghadapi banyak persaingan, terutama dari negara besar seperti Iran dan Amerika Serikat.
“Jika harga minyak terus menurun, kami akan mampu bertahan dalam kurun waktu yang lama. Namun, kami tetap berharap bahwa hal itu tidak terjadi,” tutupnya. (Vna/Zul)