Sukses

JK: Kalau Stok Pangan Kurang, Harus Impor

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan stok pangan di dalam negeri harus selalu tersedia.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan stok pangan di dalam negeri harus selalu tersedia. Pemerintah pun tidak boleh anti atau alergi dengan kebijakan impor. Jika stok pangan kurang, maka keran impor harus dibuka.

"Pokoknya produktivitasnya dan segala cara harus menstabilkan kembali harga-harga pangan, harga beras, harga jagung, harga sapi, dan sebagainya harus turun. Dengan cara kalau kurang harus diimpor," kata JK, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/1/2016).

Meski mendukung impor, JK menuturkan pemerintah tetap membuat program untuk swasembada. Dalam 1-2 tahun ke depan produktivitas komoditas pangan harus meningkat.

"Programkan 1-2 tahun harus naik kemudian menstabilkan itu," tutur dia.

Selain itu, JK juga menyinggung soal dicabutnya PPn sapi impor. Menurut dia, langkah itu sudah tepat agar tidak membebankan masyarakat dengan harga tinggi. Pemerintah pun tidak terlalu memikirkan kehilangan pemasukan dari pajak itu.

"Kan tidak besar (pemasukan dari PPn), daripada inflasi," tandas JK.

Terkait dengan impor, JK juga pernah meyinggung mengenai impor beras jika pasokan di dalam negeri tidak mencukupi.

"Masalahnya bukan impor atau tidak impor, tapi soalnya ialah untuk menjaga stabilitas harga beras. Karena harga beras yang tentukan, kalau tidak stabil dan naik, maka kemiskinan naik. Bukan dari Pakistan atau dari mana," tutur JK kala itu.

JK menuturkan, impor masih diperlukan untuk menjaga ketersediaan beras di Indonesia. Meski demikian, niat untuk swasembada pangan tidak dilupakan begitu saja. Pemerintah berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan hal tersebut. "Swasembada tetap jalan, mudah-mudahan bisa kita capai. Tapi dalam hal yang sama, tidak boleh kekurangan persediaan," ujar JK. (Alvin/Zul)

Video Terkini