Sukses

Freeport Minta Keringanan Pembayaran Tambahan Jaminan Smelter

PT Freeport Indonesia minta pertimbangan situasi komoditas dan keuangan soal uang jaminan smelter.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan PT Freeport Indonesia meminta keringanan atas tambahan uang jaminan kesungguhan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, pihak Freeport telah memberi tanggapan atas penambahan jaminan kesungguhan yang diminta pemerintah sebesar US$ 530 juta.

Namun, karena ‎perekonomian dunia sedang bergejolak dengan penurunan harga komoditas, perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut ingin pemerintah memberikan keringanan.
‎

"Saya sudah dapat update dari Pak Dirjen, intinya mereka akan berusaha memenuhi requirement itu. Tapi mereka minta dipertimbangkan situasi komoditi dunia, keuangan mereka," kata Sudirman, di Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Sudirman menuturkan, instansinya bersedia mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun ia menekankan Freeport Indonesia tetap wajib menjalankan kewajibannya tersebut dan membayar bea keluar 5 persen.

"Yang paling kita apresiasi, yuk kita sama-sama cari solusi. Yang wajib banget itu yang 5 persen. Untuk dana US$ 530 juta itu, kita memberikan mereka kesempatan untuk buktikan bahwa mereka sungguh-sungguh. Kalau mereka benar-benar tidak mampu ya kita cari jalan," tutur Sudirman.

Sudirman menuturkan, saat ini masih ada waktu untuk bernegosiasi sebelum waktu izin ekspor konsentrat habis pada 28 Januari 2016. Pemerintah pun tidak ingin kegiatan operasi Freeport  Indonesia terhenti akibat kebijakan tersebut.

"Tidak mesti izin habis terus berhenti, masih ada waktu untuk negosiasi. Kita tidak punya bayangan untuk memberhentikan kegiatan mereka. Tugas pemerintah adalah memfasilitasi supaya bisnis berjalan, ekonominya bergerak, dan masyarakat setempat mendapat manfaat," ujar Sudirman. (Pew/Ahm)