Liputan6.com, Jambi - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi menyatakan, target produksi batu bara mencapai 11,2 juta ton sepanjang 2016. Target itu sudah dibahas bersama perusahaan tambang dan telah dilaporkan ke pemerintah pusat.
Menurut Kepala Bidang Pertambangan Umum, Dinas ESDM Provinsi Jambi, Abdul Salam, Pemprov Jambi optimistis target tersebut bisa terpenuhi. Mengingat, harga batu bara saat ini tengah membaik dan dengan kondisi tersebut, perusahaan bisa kembali operasi dan produksi.
"Dari 118 perusahaan batu bara pemegang izin usaha pertambangan yang telah beroperasi dan produksi itu, setidaknya ada 17 perusahaan tambang batu bara yang berencana akan memproduksi sebanyak 11,2 juta metrik ton," jelas Abdul Salam di Jambi, Kamis (28/1/2016).
Ke-17 perusahaan yang masih berproduksi itu dinilai memiliki pasar batu bara yang jelas, seperti untuk bahan bakar pembangkit listrik.
Baca Juga
Produksi batu bara di Jambi dipasok dari beberapa kabupaten. Diantaranya adalah Kabupaten Sarolangun, Bungo, Tebo, Muarojambi dan Batanghari. Sementara di Kabupaten Merangin dan Tanjung Jabung Barat belum diberi jatah untuk produksi karena belum ada perusahaan yang memegang IUP operasi produksi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dari target 11,2 juta ton itu, diharapkan dapat memenuhi target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp140 miliar lebih pada 2016 ini.
Namun demikian, target produksi batu bara tersebut masih akan direvisi sesuai dengan perkembangan. Itu karena target produksi ini masih tergantung pada produksi perusahaan.
Berdasarkan catatan di 2015, produksi batu bara di Jambi hanya mencapai 3,6 juta ton atau jauh menurun sekitar 60 persen dari tahun 2014 yang mencapai 8,2 juta ton.
Anjloknya produksi batu bara itu disebabkan harga batu bara yang turun, sehingga banyak perusahaan yang berhenti beroperasi sementara. Menurunnya produksi batu bara itu berimbas pada realisasi target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2015 tidak tercapai.
Hasil produksi tambang batu bara di Jambi banyak diekspor ke sejumlah negara seperti Tiongkok, India, Jepang dan Eropa. (Bangun Santoso/Ndw)