Sukses

Langkah Peruri Lebarkan Sayap

Perum Peruri terus beradaptasi dengan kebutuhan yang pesat dan semakin menancapkan eksistensi di dunia internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Perum Peruri terus mengembangkan sayap bisnisnya. Langkah itu dilakukan agar dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memperluas usaha hingga ke luar negeri.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri pada 15 September 1971 ini tak hanya dikenal untuk mencetak uang kertas dan logam saja. Perum Peruri juga bertugas untuk mencetak produk seperti paspor, pita cukai, dan meterai.

Untuk mendukung usahanya ke depan, Perum Peruri pun meluncurkan logo baru berupa retina atau iris. Logo berbentuk retina ini merupakan simbol dari smart security dan sistem digital yang mengandung makna smart integration security system.

Identitas baru ini diharapkan dapat menunjang upaya perseroan untuk memenuhi kebutuhan yang makin berkembang dan menancapkan eksistensi Peruri di dunia internasional.

Peruri pun telah melebarkan sayap bisnisnya ke luar negeri. Peruri telah menjalin kerja sama dengan Philippines Postal Corporation untuk mencetak perangko. Tak hanya itu, Filipina juga akan memesan 200 juta uang logam dari Peruri pada 2015. Tahun ini, Peruri pun mengincar mencetak uang bagi negara di Afrika.

Ingin tahu bagaimana manajemen Perum Peruri untuk mengembangkan usahanya? Bagaimana dengan dampak perkembangan uang elektronik terhadap usaha Peruri? Berikut ulasannya:

Meluncurkan Logo Baru

Logo baru Peruri (Liputan6.com/Septian Deny)

Perum Peruri telah resmi mengenalkan logo baru berbentuk retina pada Kamis 28 Januari 2016. Retina merupakan simbol dari smart security serta sistem digital yang mengandung makna smart integration security system.

Direktur Utama Peruri Prasetio menuturkan logo baru itu menjembatani komitmen perusahaan dalam printing dan digital security. Identitas baru ini menjadi wujud dari upaya perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan kebutuhan pesat yang selalu berkembang dan mengukuhkan eksistensi Peruri di dunia internasional.

Prasetio menuturkan, perubahan identitas perusahaan ini seiring dengan penyempurnaan nilai-nilai korporasi yang telah diterapkan yaitu tata nilai "INSTINK" yang merupakan kepanjangan dari integrity, security, teamwork, innovation, dan quality.

Ekspansi ke Luar Negeri

(Foto: Peruri)
Perum Peruri semakin gencar mengembangkan usaha hingga ke luar negeri. Kini perseroan berencana mengembangkan usaha ke beberapa negara di Afrika. Sejumlah negara tertarik masuk ke Indonesia karena biaya produksi pembuatan uang lebih murah ketimbang negara lain.

Prasetio mengatakan, tawaran mencetak uang negara lain memang belum terlalu besar. Akan tetapi sejumlah tawaran dari negara-negara di Afrika mulai berdatangan. Dengan ada peluang kerja sama dengan negara lain dapat membuka kesempatan bisnis lebih besar untuk memanfaatkan kemampuan dan teknologi.

Manajemen Peruri juga siap bersaing dengan perusahaan percetakan sejenis di negara lain pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha Peruri, Atje Muhammad Darjan optimistis kalau pihaknya mampu bersaing karena didukung bonus demografi.

Untuk mengembangkan bisnis dan bersaing dengan negara lain memang tidak mudah. Karena itu, Atje menuturkan pihaknya juga harus mampu membangun cerita baik terutama ketika sudah masuk ke Filipina untuk membuat perangko. Dengan ekspansi di Filipina dapat menjadi modal untuk mengembangkan usaha ke negara lain.

Sebelumnya sejumlah negara yang resmi mengajukan kerja sama dengan Peruri antara lain Nepal dan Filipina. Pada 2015, Peruri telah menjalin kerja sama dengan Philipines Postal Corporation untuk mencetak perangko sesuai pesanan. Pencetakan perangko edisi Philippine Fruits itu sebanyak 32,80 juta keping dengan kontrak kerja selama 90 hari kalender. Selain itu, Peruri juga akan mencetak uang logam bagi Filipina.

Perkembangan Uang Digital Tak Pengaruhi Bisnis Peruri

 E-ticketing atau e-money ini adalah mempermudah transaksi pembelian tiket KRL tanpa harus mengantri saat membeli tiket KRL. Jakarta, Senin (16/6/14) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Peruri menargetkan mencetak uang sekitar 8,5 miliar bilyet pada 2016. Target itu menurun dari pencetakan uang pada 2015 sebesar 8,5 miliar bilyet. Fokus utama Peruri masih mencetak uang yang dipesan oleh Bank Indonesia (BI). Langkah itu dilakukan untuk menjaga ketersediaan uang sesuai dengan permintaan dari BI. "Kami harus juga siap tidak hanya menunggu karena dengan BI harus diutamakan agar dapat menjaga stabilitas dan kualitas yang baik," tutur dia.

Selain itu, di tengah perkembangan uang elektronik dan e-paymenet di Indonesia belum berdampak pada bisnis percetakan uang di perusahaan pelat merah. Hal itu karena keberadaan uang kartal masih akan sangat diperlukan karena dominan digunakan oleh masyarakat dalam transaksi jual beli sehari-hari.

"Saya rasa uang kartal masih. Kami baru saja menyepakati dengan Bank Indonesia (BI) untuk kontrak selama dua tahun. Saya rasa masih belum pengaruh," kata Prasetio.

Akan tetapi, Peruri tidak akan menutup diri untuk mengembangkan bisnisnya ke arah digital payment dan digital money dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi yang ada.

"Walau pun kita tidak menutup diri untuk mengembangkan digital payment, digital money di mana Kementerian BUMN pun melalui FGD di Kapal Kelud juga mendukung. Salah satunya sebagai perusahana BUMN harus mengembangkan uang digital," kata dia.

Prasetio pun menilai membutuhkan persiapan matang dan sinergi dengan perusahaan lain yang terlebih dahulu terjun pada bisnis digital payment dan digital money. Hal itu agar dapat mengembangkan bisnis digital payment dan digital money dengan baik ke depan.

Jika sudah pasti masuk ke bisnis uang elektronik tersebut, manajemen Peruri juga mengharapkan dukungan dari berbagai pihak termasuk Bank Indonesia. (Ahm/Gdn)