Sukses

‎Kereta Cepat RI Lebih Mahal dari Iran, Ini Penjelasan China

Kedutaan besar China mengaku ada beberapa alasan Kereta Cepat Indonesia lebih mahal jika dibandingkan dengan kereta cepat Iran.

Liputan6.com, Jakarta - China men‎dapat kepercayaan untuk menjadi mitra Indonesia dalam pembangunan mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek yang dijadwalkan selesai 2019 ini menelan investasi sekitar Rp 70 triliun.

Nilai investasi tersebut dinilai beberapa kalangan termasuk salah satunya Wakil Presiden RI Jusuf Kalla terlalu mahal. Pasalnya, biaya pembangunan kereta cepat di Iran dengan jarak yang lebih jauh justru lebih murah. 

Kedutaan besar China mengaku ada beberapa alasan Kereta Cepat Indonesia lebih mahal jika dibandingkan dengan kereta cepat Iran.

Dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, pihak Iran merencanakan lebih dahulu melaksanakan pembangunan salah satu bagian dari Kereta Cepat Teheran-Isfahan. Nilai investasi yang diumumkan sekarang bukan investasi total dari pembangunan above-rail, dan juga bukan investasi total proyeknya.

"Kami mendapat informasi dari staf China Railway Group Limited (CREC) China bahwa pihak China belum menandatangani kontrak senilai US$ 2,7 miliar dengan Iran," tulis keterangan itu.

CREC China hanya menanggung pembangunan above-rail dalam pembangunan kereta cepat Iran, tidak termasuk pembangunan below-rail. Tetapi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mencakup semua pembangunan termasuk pembangunan above-rail dan below-rail.

Dijelaskannya, skema teknik perlengkapan dan sistem yang dirancang oleh perusahaan kedua pihak China dan Indonesia merupakan yang paling canggih. Dibandingkan dengan tawaran pihak ketiga maupun sistem lainnya, investasi sistem perlengkapannya mempunyai cost-effectiveness terbaik.

Dengan kesempatan ini, Konsorsium perusahaan China dan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari kalangan pers dan masyarakat luas.

"Kami pasti akan menggunakan teknik terbaik dalam rangka menyelesaikan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan tepat waktunya dan terjamin kualitasnya," tutup keterangan itu. 

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta klarifikasi Duta Besar Cina di Indonesia Xie Feng terkait mahalnya proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Hal ini menyusul informasi proyek serupa di Iran memakan biaya yang lebih murah.

"Saya juga tadi sampaikan ke Dubes Cina (Xie Feng) untuk meminta verifikasi lebih lanjut atas informasi itu, dan dia akan janji untuk berikan klarifikasi," kata JK, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Informasi yang dihimpun, untuk pembangunan kereta cepat di Indonesia dengan jarak 150 kilometer (km) dibutuhkan dana US$ 5,5 miliar. Sementara, pembangunan kereta di Iran dengan jarak 400 km hanya membutuhkan dana US$ 2,73 miliar.

Kedua proyek kereta cepat itu sama-sama dibangun oleh China Railway Engineering Corporation. Pembangunan pun dijadwalkan rampung pada 2018 mendatang. (Yas/Gdn)

Video Terkini