Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mencari cara untuk bisa menyalurkan subsidi elpiji 3 kilogram (kg) agar tepat sasaran.
Ini karena elpiji 3 kg tidak hanya diserap masyarakat tidak mampu dan industri kecil. Alhasil, kondisi ini membuat subsidi elpiji membengkak.
‎Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengaku instansinya membutuhkan masukan dari berbagai pihak untuk menetapkan cara penyaluran elpiji bersubsidi agar tepat sasaran.
"Next level dari program konversi minyak tanah ke elpiji, nomor satu adalah tepat sasaran. Bagaimana dulu subsidi salah sasaran. Kami butuh masukan bagaimana subsidi tepat sasaran," kata Wirat di Jakarta, Kamis (29/1/2016).
Dia menilai agar penyaluran subsidi elpiji 3 kg tepat sasaran, membutuhkan pendataan tentang kondisi masyarakat miskin dan industri kecil yang akurat, dengan mengandalkan kerja Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Baca Juga
Baca Juga
"Di sini kita butuh penanganan subsidi tepat sasaran. Berbagai hal kita lakukan menggunakan kartu dan fingerprint dan sebagainya, butuh bantuan teman-teman TNP2K. Bagaimana mendatanya dan mengimplementasikannya. Karena kita butuh data yang akurat. Bagaimana kita butuh implementasi yang akurat," terang dia.
Dia mengingatkan jika elpiji subsidi ditujukan untuk dikonsumsi masyarakat tidak mampu dan industri ‎kecil. Namun pada kenyataannya disalahgunakan. Masyarakat golongan mampu dan industri besar ikut menggunakannya.
"Jelas tadi subsidi ini ditujukan untuk rumah tangga dan usaha kecil. Kenyataannya, Banyak restoran gunakan elpiji 3 kg. Di Batam misalnya, ada restoran 1 hari menghabiskan 30 tabung. Sedangkan keluarga 3 tabung per bulan. Itu tidak layak lagi menggunakan elpiji 3 kg. Beberapa hotel juga banyak menggunakan elpiji 3 g," tutup Wirat.(Pew/Nrm)
Advertisement