Sukses

Harga Minyak Dunia Naik, Tertinggi dalam 3 Pekan Terakhir

Harga minyak dunia kembali naik ke level tertinggi sejak tiga pekan.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia kembali naik ke level tertinggi sejak tiga pekan. Pasalnya pada pedaang masih memperdebatkan potensi penurunan produksi dan stimulus ekonomi yang menyebabkan harga minyak terus anjlok.

Harga saat ini mengalami reli dari 6 dari 7 sesi perdagangan, dengan dua harga acuan AS dan global meraup 25 persen dari kenaikan tersebut. Keuntungan dua pean tersebut adalah keuntungan yang terbaik dalam beberapa bulan.

Spekulasi pada peningkatan stimulus ekonomi, dan kerja sama untuk menurunkan produksinya antara Rusia dan OPEC telah berulang kali mendorong harga lebih tinggi pada waktu itu.  Bank of Japan memperkenalkan suku bunga negatif dan Menteri Energi Rusia mengatakan negaranya bisa mendiskusikan 5% penurunan produksi pada pertemuan di bulan Februari dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak.

Manajer uang telah membangun sejumlah catatan dari posisi pada penurunan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir, bertaruh bahwa penurunan 19-bulan di harga akan terus sebagai pasokan minyak dunia berlama-lama di dekat rekor tertinggi. Konsentrasi yang dari atasannya bearish telah membuat pasar rentan terhadap lonjakan harga beberapa melompat keluar secepat mereka melompat di.

Manajer uang dipotong lebih dari 20.000 posisi bearish pada minyak dalam dua minggu yang berakhir Selasa, menurut data yang dirilis Jumat oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi.

"Saya pikir itu momentum lain," kata John Saucer, wakil presiden penelitian dan analisis di Mobius Risk Group di Houston dilansir dari Wall Street Journal, Sabtu (30/1/2016)

Minyak mentah light, sweet untuk pengiriman Maret ditutup naik 40 sen, atau 1,2%, pada US$ 33,62 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan tertinggi sejak Januari 6. Brent, patokan global, naik 85 sen, atau 2,5%, ke US$ 34,74 per barel di ICE Futures Europe, penutupan tertinggi sejak 5 Januari.

Namun kedua benchmark masih membukukan kerugian yang cukup besar untuk bulan ini. Minyak mentah Nymex kehilangan US$ 3,42, atau 9,2%, per barel pada bulan Januari. Brent kehilangan US$ 2,54, atau 6,8% per barel.

Video Terkini