Sukses

Alasan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Penting

Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) menyatakan pengadaan kereta Jakarta-Bandung merupakan hal yang krusial.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyatakan pengadaan kereta Jakarta-Bandung merupakan hal krusial. Hal tersebut menimbang kebutuhan alat transportasi untuk wilayah tersebut.

Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, kereta cepat bakal menjadi alternatif karena padatnya rute jalan tol serta kereta reguler. Kereta ini untuk memenuhi kebutuhan kereta jangka panjang.

"Kereta cepat program untuk menangkap kebutuhan sampai 50 tahun ke depan. Meski ada jalan tol dan kereta api. Tol sudah padat, kalau 2-3 tahun akan lebih padat, apalagi 50 tahun ke depan," ujar dia saat berkunjung ke redaksi Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta, Minggu (31/1/2016).

Dia mengatakan, hal tersebut merupakan potensi yang perlu ditangkap. Terlebih, penumpang mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

"Dari sisi perhitungan potensinya cukup meyakinkanm sekaligus kami meralat yang disampaikan pengamat, di kereta cepat potensi penumpang bukan 61 ribu tapi 28 ribu per hari. Mungkin akan berpindah moda transportasi eksisting dan growth 2 persen per tahun," jelas dia.

Sejalan dengan itu, pihaknya menginginkan adanya pembelajaran dari proyek tersebut karena adanya transfer teknologi.

Tak sekadar itu, pihaknya juga mengincar adanya pasar yang lebih luas dan menjadikan Indonesia sebagai produsen kereta api.

"Kita juga menyiapkan agreement dengan China, membangun pabrik rolling stock di Indonesia. Bukan hanya kereta cepat, kereta lain juga kerja sama dengan INKA. Kita harapkan bukan hanya market Indonesia, dan implisit China sepakat masalah regional akan disuplai dari Indonesia," ungkap dia.

Di sisi lain, pihaknya juga menampik jika program kereta cepat tak mendukung pemerataan moda transportasi di Indonesia.

"Dalam program pemerintah sangat jelas APBN memang difokuskan pembangunan infrastruktur luar Jawa. Ada Trans Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Papua itu domain pemerintah. Domain pemerintah di Jawa lebih diserahkan swasta. Karena bukan servicing sector tapi supporting sector," tukas dia. 

 

Saksikan Wawancara Khusus Liputan6 dengan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Hanggoro BW: