Sukses

BUSINESS TALK: Bos KCIC Buka-bukaan Soal Kereta Cepat RI

Proyek kereta cepat Jakarta Bandung menelan biaya sekitar US$ 5,5 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bakal memiliki kereta cepat, sama seperti di beberapa negara maju lain. PT Kereta Cepat Indonesia China mendapatkan mandat dari pemerintah untuk mewujudkan proyek kereta cepat tersebut.

Langkah pemerintah menunjuk PT Kereta Cepat Indonesia China untuk membangun proyek kereta cepat tersebut juga sebagai upaya mendorong pastisipasi swasta untuk membangun infrastruktur. PT Kereta Cepat Indonesia China merupakan perusahaan perusahaan konsorsium badan usaha milik negara (BUMN) dengan perusahaan China.

Pembangunan proyek kereta cepat Jakarta Bandung tersebut juga sebagai upaya pemerintah untuk mengantisipasi kebutuhan transportasi yang semakin berkembang untuk 50 tahun ke depan.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Hanggoro Budi Wiryawan menuturkan, kereta cepat Jakarta Bandung sangat diperlukan meski sudah ada jalan tol dan kereta api. Alasannya, sarana transportasi yang ada saat ini telah padat. Menengok ke belakang, pada saat libur Natal 2015 kemarin terjadi kemacetan yang cukup parah di jalan tol.

Karena itu, Hanggoro melihat sebuah potensi untuk masuk menggarap proyek kereta cepat untuk rute Jakarta-Bandung terlebih dahulu.

"Kereta cepat program untuk menatap kebutuhan sampai 50 tahun ke depan. Meski sudah ada jalan tol, kereta api sudah padat. Kalau 2-3 tahun pasti akan lebih padat apa lagi kalau 50 tahun ke depan," kata Hanggoro saat berkunjung ke redaksi Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta, Minggu 31 Januari 2016.

Hanggoro mengatakan, potensi penumpang juga mencapai 28 ribu per hari. Dengan proyek kereta cepat juga berpotensi mendorong penumpang berpindah dari moda transportasi yang ada.

Hanggoro juga menilai, pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sebagai awal untuk perkembangan transportasi ke depannya. Selain itu, dengan kereta cepat ini, pihaknya juga ingin transfer teknologi dari China.

Pihaknya juga mengharapkan China dapat berinvetasi dengan membangun pabrik untuk pra sarana kereta di Indonesia. Dengan investasi China itu diharapkan dapat membuat Indonesia juga sebagai tempat untuk penyuplai prasarana dan sarana kereta api untuk wilayah regional.

"Kami juga menyiapkan agreement pabrik rolling stock. Bukan hanya kereta cepat tetapi juga kerja sama dengan INKA. Kami harapkan bukan hanya market Indonesia, dan implisit China juga sepakat masalah regional akan disupplai dari Indonesia. Jadi multiplier efek bukan hanya Jakarta dan Bandung," kata dia.

Akan tetapi, proses pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini tak mulus. PT Kereta Cepat Indonesia China kini sedang diskusi soal sejumlah izin. Lalu latar belakang manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China memilih rute Jakarta-Bandung? Apa saja yang izin yang sedang proses manajemen?

Mari simak wawancara Liputan6 dengan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China: