Liputan6.com, Bogor - Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB) menargetkan bisa mengembangkan sawah abadi dan Kampung IPB masing-masing seluas 1.000 hektare. Target tersebut dicanangkan untuk mewujudkan swasembada padi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Ketua Himpunan Alumni IPB, Bambang Hendroyono, mengatakan untuk sawah Abadi seluas 1.000 hektare akan dikembang secara bertahap. Saat ini baru 50 hektare yang dikerjakan dengan penanaman padi dengan sistem mekanisasi pertanian.Â
"Sawah abadi seluas 1.000 hektare akan dikembangkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan," kata Bambang seperti ditulis Senin (1/2/2016).
Baca Juga
Dalam pengembangan sawah abadi ini, alumnus IPB dapat berpatisipasi untuk memiliki kavling sawah seluas 1 hektare dengan dana Rp 35-40 dengan sertifikat hak milik. Program sawah abadi ini bekerja sama dengan pemerintah Kotawaringin dengan menyediakan hamparan sawah pasang surut di satu lokasi seluas 1.000 hektare.
Selain itu, alumnus IPB juga mencanangkan pengembangan Kampung IPB di Pandeglang, Banten, seluas 1.000 hektare. "Pada tahap pertama akan dibuka seluas 265 hektare," ujarnya.
Di komplek pertanian modern yang dikelola secara terintegrasi ini akan dibangun sistem peternakan, perikanan, eco-farming, perkebunan, dan juga hunian khusus untuk alumnus IPB.
Konsep tersebut merupakan perpaduan antara idealisme alumnus IPB dan keinginan untuk membangun model bisnis pertanian yang terintegrasi.Â

"Konsepnya mengintegrasikan pertanian berkelanjutan dan usaha tani terpadu (Sustainable Agriculture And Intergrated Farming Practices)," kata dia. 

Pada program Kampung IPB ini, alumnus IPB berpeluang menjadi pemilik bisnis, distributor, menjadi pemasok, coach, konsultan, manajemen, ataupun investor kebun.
Sementara itu, Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto mengatakan program ini harus dilakukan secara konsisten, sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan jangka panjang.
"Ini adalah langkah nyata kiprah alumnus IPB di masyarakat dengan ikut terlibat bersama masyarakat untuk membangun pertanian di Indonesia," ujarnya. (Achmad Sudarno/Gdn)