Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran luas virus Zika ternyata tidak hanya menebar kecemasan bagi kesehatan warga dunia. Virus yang pertama kali ditemukan di Brasil ini juga mempengaruhi pemasukan dari industri penerbangan internasional.
Melansir laman Foxnews, Kamis (4/2/2016), banyak turis yang akhirnya membatalkan rencana kunjungan ke beberapa negara Amerika Latin.
Mereka membatalkan perjalanan tersebut di menit-menit terakhir keberangkatan sehingga menimbulkan kerugian cukup besar bagi agen wisata dan industri penerbangan.
Advertisement
Selain perjalanan liburan pribadi, berbagai perusahaan juga banyak yang membatalkan perjalanan bisnisnya. Hal ini berimbas pada kerugian industri perhotelan.
Baca Juga
Belum lagi terbitnya larangan bagi ibu hamil atau perempuan yang ingin memiliki anak untuk bepergian ke daerah yang terjangkit virus Zika.
Maskapai penerbangan Amerika Serikat mengungkap bahwa harga saham mereka turun 3 persen sejak kasus virus Zika merebak. Perusahaan maskapai penerbangan Jet Blue mengatakan bahwa valuasi sahamnya jatuh hingga 6 persen.
Selain maskapai penerbangan, pemain lain di sektor pariwisata seperti industri kapal pesiar (cruise) juga harus menanggung imbasnya.
Mengutip CNBC, Norwegian Cruise Line turun 5 persen pekan lalu. Royal Caribbean jatuh 4 persen, sementara Disney Cruise Line, kehilangan lebih dari 1 persen sahamnya dalam seminggu.
Wabah virus Zika di Amerika Latin bisa menjadi ancaman besar bagi kesehatan global dibandingkan wabah Ebola yang menewaskan lebih dari 11.000 orang di Afrika.
Dengan setidaknya 80 persen dari mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala, pelacakan penyakit ini juga sangat sulit. Spesies nyamuk yang menyebarkan Zika, Aedes aegypti, telah memperluas jangkauan selama beberapa dekade terakhir. (Vna/Nrm)
Â