Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menyalurkan gas bumi sebesar 1.586 juta kaki kubik per hari (MMScfd) sepanjang 2015. Jumlah ini membuat Indonesia menghemat Rp 88,03 triliun.
Hal tersebut terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR dengan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) IGN Wiratmaja Puja, dengan Direksi PT Pertamina (Persero) dan PT PGN, Selasa 2 Februari 2016.
"Hingga akhir Januari 2016 PGN sudah membangun infrastruktur pipa sepanjang 6.971 kilometer (km). Ini merepresentasikan sekitar 76 persen dari jaringan pipa gas hilir di Indonesia," kata Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/2/2016).
Advertisement
Hendi mengatakan, dengan infrastruktur pipa tersebut, PGN mengelola dan menyalurkan gas bumi sebanyak 1.586 mmscfd pada 2015. Ini setara dengan penggunaan 286.000 barel minyak per hari. Pengelolaan ini setara dengan 22 persen dari seluruh pemanfaatan gas bumi di Indonesia.
Baca Juga
"Dengan penyaluran gas sebanyak 1.5586 mmscfd ini, potensi penghematan dari pemanfaatan gas yang dikelola PGN bagi nasional di 2015 sebesar Rp 88,03 triliun," ungkap Hendi.
Ketua Komisi VII DPR, Gus Irawan Pasaribu 'kaget' mengetahui besarnya potensi penghematan nasional bagi negara dari penggunaan gas bumi. Apalagi produksi gas bumi Indonesia masih sangat besar, dan sebagian masih dijual ke luar negeri.
"Ini besar sekali angka penghematannya, kenapa ini kita tidak dorong. Bayangkan saja, tahun 2015 Indonesia bisa hemat Rp 88 triliun walaupun harga minyak sedang turun. Kalau harga minyak tinggi, saya yakin penghematannya bisa jauh lebih besar," kata Gus Irawan.
Apalagi kata Gus Irawan, PGN sudah menyalurkan gas bumi yang harganya jauh lebih murah dibandingkan penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) bagi rumah tangga di Indonesia. Selain itu, penggunaan gas bumi tanpa subsidi, artinya tidak membebani negara.
"Dari paparan PGN, mereka menyalurkan gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 107.690 rumah, jumlah ini cukup besar walaupun tadi dibilang penyaluran gas ini tidak ekonomis bagi PGN. Ini harusnya kita apresiasi, ada BUMN seperti PGN yang bangun jaringan gas tanpa uang negara (APBN) walau tidak ekonomis, mau menyalurkan gas untuk rumah tangga sebanyak itu," jelas Gus.
"Ini harus kita dorong, apalagi gas kita banyak, sebelumnya banyak kita ekspor, walau dari tahun lalu ekspor makin berkurang dan produksi gas kita banyak digunakan ke domestik," tambah Gus Irawan. (Yas/Ahm)